Bisnis.com, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berencana untuk mempublikasikan laporan akhir soal investigasi jatuhnya Sriwijaya Air (SJ-182) paling lambat pada Januari 2023.
KNKT dalam publikasi terbarunya yang dirilis 13/1/2022, menjelaskan penyebab jatuhnya pesawat SJ-182 tersebut masih dalam penyelidikan. Penyelidikan dilanjutkan dengan pengumpulan data dan analisis terhadap informasi yang tersedia.
KNKT masih memahami penyebab komponen split thrust lever dalam pesawat registrasi PK-CLC tersebut. Kemudian juga meninjau riwayat kemudahan layanan dan perawatan sistem autothrottle atau tuas pengatur otomatis.
Hal-hal lainnya yang sedang diselidiki adalah meninjau kinerja pilot dan pelatihan awak kabin tentang cara pencegahan gangguan dan pemulihan. Lebih dalam KNKT juga masih mendalami masalah operasional faktor manusia, dan meninjau masalah organisasi.
“Investigasi berencana untuk mempublikasikan laporan akhir paling lambat Januari 2023,” bunyi laporan KNKT yang dikutip, Kamis (20/1/2022).
Masih dalam interim statement tersebut, KNKT mengungkapkan data yang didapatkan dalam cockpit voice recorder (CVR). KNKT berhasil mengunduh empat saluran terpisah dengan dua jam data audio yang direkam di setiap saluran CVR. CVR menangkap audio yang direkam dari persiapan penerbangan hingga akhir penerbangan kecelakaan.
Saluran satu merekam sistem pengumuman penumpang dan saluran dua merekam audio stasiun SIC. Sementara itu, saluran tiga merekam audio stasiun PIC dan saluran empat merekam mikrofon area kopilot.
Dari data CVR yang berhasil diunduh tersebut mengungkapkan bahwa, saluran satu yang direkam sama dengan saluran dua. Saluran dua merekam semua komunikasi suara SIC selama penerbangan dan komunikasi antara menara ATC dengan pesawat lain.
Sementara, saluran tiga merekam komunikasi suara PIC dengan teknisi darat. Selama penerbangan, suara PIC tidak direkam. Suara PIC direkam di channel dua dari mikrofon headset SIC saat suara PIC cukup keras.
KNKT mengungkapkan saluran empat merekam nada yang menonjol dengan frekuensi sekitar 400 Hz. Sayangnya, nada tersebut mengganggu semua sinyal audio lainnya dan data audio yang direkam tidak dapat dimengerti.
Seperti diketahui pesawat Boeing 737-500 PK-CLC Sriwijaya Air SJY 182 jatuh pada 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB. Lima menit mengudara, pesawat ini tiba-tiba hilang dari radar.
Komunikasi terakhir sebelum pesawat jatuh ke Kepulauan Seribu adalah permintaan izin sedikit berbelok arah. Peringatan untuk tak menaikkan ketinggian pesawat karena ada pesawat lain yang juga melintas juga tak terjawab.
Detik-detik terakhir pesawat tersebut berbelok arah hingga pesawat hilang dari pantauan radar berlalu dalam senyap. Setelah hilang kontak selama empat jam kemudian pesawat dipastikan jatuh ke Laut Jawa.