Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Produksi Toyota Tahun Ini Bakal Tak Capai Target

Toyota menyatakan memangkas produksi menjadi 700.000 unit pada Februari, sekitar 150.000 unit lebih rendah dari target awal pada bulan ini, akibat kelangkaan chip.
Toyota Mirai adalah sedan bertenaga hidrogen yang diproduksi massal pertama dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2014. /Toyota
Toyota Mirai adalah sedan bertenaga hidrogen yang diproduksi massal pertama dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2014. /Toyota

Bisnis.com, JAKARTA - Toyota Motor Corp., mengatakan kemungkinan tidak akan mencapai target produksi sebesar 9 juta mobil pada tahun fiskal ini sampai Maret 2022 diakibatkan kelangkaan chip.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (18/1/2022), produsen mobil No. 1 dunia itu menyatakan memangkas produksi menjadi 700.000 unit pada Februari, sekitar 150.000 unit lebih rendah dari target awal pada bulan ini.

Hal itu disebabkan oleh krisis semikonduktor karena permintaan yang berkelanjutan di seluruh industri. Toyota tidak menetapkan target tahunan baru, hanya mengatakan bahwa output akhir diprediksi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Sebelumnya, Toyota telah memangkas perkiraan produksi tahunannya pada September seiring dengan langkah penguncian di Asia Tenggara yang mengganggu kemampuannya untuk mendapatkan bagian-bagian penting dari wilayah tersebut.

"Kami berada dalam fase pemulihan produksi, tetapi kami belum dapat memenuhi target setinggi yang kami rencanakan sebelumnya," kata Kazunari Kumakura, Kepala Pembelian Toyota pada Selasa.

Dia mengatakan akan sangat sulit untuk memenuhi perkiraan sebelumnya untuk produksi tahunan dalam kondisi saat ini.

Bahkan dengan pemangkasan pada Februari, Toyota masih berupaya memenuhi produksi hingga sekitar 5 persen lebih banyak kendaraan bulan depan dibandingkan tahun sebelumnya, ketika jumlah produksi mencapai 668.001.

Tingkat produksi yang tinggi telah direncanakan untuk bulan Maret dan tahun fiskal berikutnya, kata Kumakura.

"Masih ada risiko. Dan dengan Covid yang terus menyebar, kondisinya sulit dibaca," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper