Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bio Farma: Belum Ada Penugasan Impor untuk Booster

PT Bio Farma (Persero) menyatakan kesiapannya jika diminta melakukan impor vaksin booster Covid-19 pada tahun ini.
Armada distribusi vaksin PT Bio Farma./Antara
Armada distribusi vaksin PT Bio Farma./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) belum mendapat penugasan untuk melakukan impor vaksin Covid-19 pada tahun ini.

Pemerintah disebutkan bakal mengoptimalkan ketersediaan vaksin yang dinilai cukup untuk program vaksinasi reguler dan booster.  

Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan perseroannya belum mendapat penugasan dari Kementerian Kesehatan ihwal impor vaksin untuk tahun anggaran 2022. Biasanya, Kemenkes bakal memberikan rincian kebutuhan vaksin yang mesti diadakan Holding BUMN Farmasi itu. 

“Saat ini kita belum dapat penugasan tersebut. Kita tidak bisa hitung berapa kebutuhan pemerintah, kalau saya lihat yang akan digunakan masih banyak yang hibah ya, yang booster ini kan skemanya gratis,” kata Bambang melalui sambungan telepon, Selasa (18/1/2022). 

Kendati demikian, Bambang mengatakan perseroannya bakal bersiap untuk melakukan impor apabila dibutuhkan oleh Kemenkes. Bio Farma bakal melakukan pinjaman ke bank untuk melakukan impor jika kebutuhan vaksin nanti relatif besar. 

“Kalau biayanya tinggi seperti tahun lalu ya kita pinjam dulu dari bank, kalau biayanya kecil mungkin pendanaan internal sudah cukup,” kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan ketersediaan vaksin untuk program reguler dan booster relatif cukup untuk memenuhi target vaksinasi kepada 234 juta penduduk di Tanah Air. Adapun ketersediaan vaksin itu lebih banyak ditopang oleh vaksin hibah yang masih berlanjut hingga tahun ini. 

Budi mengatakan ketersediaan vaksin itu bakal mengurangi kegiatan impor pemerintah untuk memenuhi program vaksinasi dalam negeri ke depan. Kendati demikian, Budi mengatakan kementeriannya masih perlu mengimpor vaksin Sinovac dalam jumlah yang relatif kecil untuk program vaksinasi anak yang menyasar 26 juta jiwa tahun ini. 

Budi mengatakan kebutuhan vaksin untuk mencapai cakupan sebanyak 70 persen dari keseluruhan populasi mencapai 656 juta dosis. Perinciannya, 468 dosis untuk program vaksin primer yang menyasar 234 juta penduduk. Sisanya, 208 juta dosis untuk program booster yang menyasar pada populasi remaja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper