Bisnis.com, JAKARTA – Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) memproyeksikan harga rumah seken di dalam negeri belum akan bergerak signifikan pada tahun ini. Pandemi Covid-19 masih menjadi penyebab utama rendahnya harga rumah seken di 2022.
Panangian Simanungkalit, Direktur Eksekutif PSPI, mengatakan bahwa harga rumah seken pada tahun ini belum akan tumbuh signifikan. Meski demikian, harga rumah seken di 2022 diyakini akan lebih stabil, dan mulai mengarah ke harga sebelum pandemi Covid-19 di 2019.
Tahun lalu, kata dia, banyak rumah seken yang ditawarkan sekitar 10–15 persen di bawah harga pasar. Hal itu membuat harga rumah seken cenderung menurun.
“Bahkan ada yang menjual di bawah NJOP, karena adanya kondisi kekurangan cash yang mendesak,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (17/1/2022).
Sementara itu, Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta Clement Francis menuturkan, harga rumah mewah seken di Jakarta terkoreksi hingga 20 persen jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.
Menurutnya, pasokan rumah seken di Jakarta masih lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan yang ada, sehingga mengoreksi harganya.
Baca Juga
“Konsumen masih mendapatkan banyak pilihan rumah, maka dari itu harga rumah seken masih rendah tahun ini. Apalagi, saat ini banyak rumah yang dijual sejak 2021 belum laku juga,” ucapnya.
Dia tidak memungkiri jika saat ini ada pemilik hunian seken yang menjual rumahnya dengan harga murah karena membutuhkan dana dengan cepat.
“Memang saat ini kondisi tidak pasti, jadi ada 1 atau 2 pemilik hunian yang butuh uang, sehingga menjual cepat hunian yang berdampak pada harga turun. Ini menjadi berdampak pada semua hunian seken yang dibilang harga turun. Padahal cuman 1 atau 2 pemilik saja, karena kebutuhan dana,” ujarnya.