Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAS Prediksi Bisnis Groundhandling Membaik pada 2022

Jasa Angkasa Semesta memprediksi bisnis groundhandling pada 2022.
Situasi di Kantor Dokumen Ekspor PT JAS Airport Services. Perusahaan berniat menambah kapasitas penyimpanan barang sebesar 25% hingga akhir 2018./Bisnis-Rio Sandy Pradana
Situasi di Kantor Dokumen Ekspor PT JAS Airport Services. Perusahaan berniat menambah kapasitas penyimpanan barang sebesar 25% hingga akhir 2018./Bisnis-Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Angkasa Semesta atau JAS memproyeksikan pada tahun ini kinerja jasa groundhandling dan cargo handling tak beranjak jauh dari prediksi International Air Transport Association atau IATA.

Direktur Utama PT JAS Adji Gunawan menjelaskan berdasarkan prediksi IATA, peningkatan jumlah penumpang penerbangan baru mulai terjadi pada kuartal II/2022. Prediksi tersebut juga sejalan dengan rencana beroperasinya kembali Qantas Airways pada akhir Maret 2022.

“Tahun ini, kami cuma pegang referensi IATA. Prediksi itu sejalan dengan Qantas Airways pada akhir Maret 2022. Mereka [Qantas] juga akan kembali tapi entah ke Jakarta atau Bali. Pemulihan penuh baru 2023. Jadi pertumbuhan akan tertahan dua tahun dan naik pada 2023," ujarnya, Jumat (14/1/2022).

Hingga 2022 ini, JAS juga masih menahan besaran belanja modal. Pihaknya melakukan penyesuaian seiring dengan berkurangnya jumlah kebutuhan layanan. Mayoritas belanja modal JAS akan difokuskan kepada pengembangan Teknologi Informasi atau IT.

Selain itu, sejumlah efisiensi masih akan dilakukan perusahaan hingga pada 2022. Mulai dari pengurangan jumlah karyawan hingga bentuk efisiensi lainnya guna menyeimbangkan dengan kondisi jumlah penerbangan selama pandemi Covid-19.

Saat ini, paparnya, tinggal 2.300 karyawan yang masih dimiliki oleh JAS. Berdasarkan catatannya, perusahaan terpaksa memangkas jumlah karyawan mulai dari 600 sampai 700 orang.

“Kan sekarang jumlah karyawan sudah berkurang. Efisiensi masih berlanjut tahun ini,”katanya.

Adji menuturkan dampak pandemi telah memukul jumlah pergerakan penerbangan maskapai yang dilayani perusahaan berkurang dari 100 pesawat per hari menjadi hanya 60 unit per hari. Sebab sebagian besar mitra perusahaan adalah maskapai asing.

“Kami juga memberlakukan work from home dan additional day off. Itu menyumbang 15 persen terhadap efisiensi perusahaan,” tutur Adji.

Dia juga mengakui bahwa kinerja perseroan terus menurun semenjak pandemi. Dia mengatakan apabila pemdapatan sepanjang 2020 mengalami penurunan hingga 50 persen. Kondisi tak jauh beda juga dialami JAS pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper