Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan banyaknya kebocoran subsidi bahan bakar minyak atau BBM. Hal itu pun mendorong pemerintah untuk segera menerapkan skema penyaluran subsidi yang lebih tepat sasaran.
Menteri Arifin mengatakan bahwa skema penyaluran subsidi secara tertutup ditujukan agar pemerintah dapat memastikan alokasi BBM bersubsidi yang sudah teralokasikan dapat tepat sasaran.
“Sudah akan dimulai, karena kalau tidak dimulai kapan lagi. Tujuannya untuk bisa memastikan bahwa alokasi BBM yang sudah teralokasikan itu tepat sasaran. Banyak kebocoran yang butuh upaya untuk mengatasinya,” ujar Arifin dalam paparannya, Rabu (12/1/2022).
Arifin memastikan, subsidi energi masih dipertahankan untuk menjaga daya beli masyarakat pada masa pemulihan ekonomi saat ini.
Adapun, realisasi subsidi energi pada 2021 adalah sebesar Rp131,5 triliun yang terdiri atas subsidi BBM dan LPG sebesar Rp83,7 triliun, dan subsidi listrik sebesar Rp47,8 triliun.
Pada tahun ini, pemerintah bakal menggelontorkan anggaran senilai Rp134 triliun untuk subsidi energi yang terdiri atas Rp77,5 triliun untuk subsidi BBM dan LPG, dan Rp56,5 triliun untuk subsidi listrik.
Baca Juga
“Nah pada 2022 ada target baru, di mana saat ini akan terlihat subsidi BBM dan LPG akan lebih rendah, di sisi lain subsidi listrik akan meningkat,” jelasnya.
