Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia tbk. (GMFI) akan memulai kajian pembangunan hanggar untuk bengkel pesawat di Bandara Kertajati pada tahun ini.
VP Corporate Secretary & Legal GMF Rian Fajar Isnaeni mengatakan pada tahun ini bersama dengan pihak-pihak terkait akan berfokus melakukan kajian bersama terkait fasilitas hanggar dan pasar yang akan disasar. Fasilitas tersebut direncanakan menggunakan inflatable structure hanggar yang akan didanai oleh PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II dan BIJB.
"GMF akan berperan sebagai operator Maintenance Repair and Overhaul [MRO] yang akan berkontribusi mencari pasar yang akan digarap, serta membantu memberikan data-data yang diperlukan untuk pembangunan hanggar," kata Rian, Rabu (12/1/2022).
Emiten berkode GMFI tersebut juga memastikan hanggar tersebut telah sesuai dengan requirement dari otoritas penerbangan.
Adapun, ruang lingkup yang menjadi tanggung jawab GMF adalah penyediaan sumber daya (manpower, tools, equipment) dan quality system. Hal ini dikarenakan GMF telah memperoleh sertifikat AMO 145 dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dan AMARS dari Indonesia Defense Airworthiness Authority (IDAA) guna mendukung pengerjaan perawatan pesawat milik potential customer ke depannya.
Selain itu, GMF juga telah memiliki sertifikasi dari sejumlah otoritas penerbangan dunia, antara lain dari FAA Amerika dan EASA Eropa. Hal ini memungkinkan GMF untuk menjaring customer, baik dari dalam maupun luar negeri.
Lebih lanjut lagi, GMF juga akan turut berkontribusi pada penyediaan tools dan equipment, serta sumber daya manusia yang andal dan berlisensi. Oleh karena itu, investasi yang dialokasikan oleh GMF terbatas pada penyediaan peralatan yang dimiliki oleh GMF saat ini.
Seperti diketahui pembangunan dan pengoperasian hanggar maintenance di Bandara Internasional Kertajati merupakan kolaborasi bersama antara lain AP II, PT BIJB, dan GMFI.
PT Angkasa Pura II atau AP II mendukung arahan Menhub untuk menjadikan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik dan Maintenance Repair and Overhaul atau MRO.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pengembangan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik tepat dilakukan pada tahun ini sejalan dengan tren positif kargo udara sepanjang 2021.