Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa keyakinan konsumen berada di level optimis, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 118,3 pada Desember 2021. Posisi tersebut relatif stabil dari posisi bulan sebelumnya sebesar 118,5.
Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi pun meningkat, terlihat dari Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) Desember 2021 sebesar 99,9, lebih tinggi dari posisi bulan sebelumnya 99,2.
Kepala Ekonom BCA David E. Sumual mengatakan peningkatan mobilitas dan keyakinan konsumen menandakan peningkatan keyakinan terhadap ekonomi sehingga masyarakat lebih percaya diri untuk melakukan belanja. Apalagi, menurutnya masyarakat kini lebih banyak melakukan belanja di luar kebutuhan primer semata.
"Ini indikasi bahwa mereka semakin confident terhadap ekonomi, jadi sebelumnya mereka hanya belanja untuk kebutuhan primer, sekarang mereka sudah mulai bergeser ke kebutuhan sekunder dan tersier," jelas David kepada Bisnis, Senin (10/1/2022).
David lalu memperkirakan level IKK sepanjang 2022 akan berada di level prapandemi. Hal ini akan berkontribusi positif terhadap perekonomian dalam negeri, karena besarnya ketergantungan terhadap konsumsi rumah tangga.
"Saya lihat mungkin ada di level sebelum pandemi, bisa di atas 115 ke atas mungkin untuk sepanjang 2022," jelas David.
Baca Juga
Kendati demikian, sejumlah risiko dinilai masih perlu diawasi agar kepercayaan konsumen tersu kuat sepanjang tahun. Misalnya, varian baru virus yang berpotensi memicu lonjakan kasus Covid-19.
Lalu, kenaikan harga komoditas global yang mulai merambat ke dalam negeri sehingga mengakibatkan inflasi harga produksi. David mengatakan pemerintah harus fokus khususnya menjaga stabilitas harga bahan makanan.
"Terakhir kita lihat inflasi ada tekanan. Mungkin pada Desember-Januari ini akan sedikit tinggi. Mudah-mudahan bisa dijaga tetap rendah, dengan pertumbuhan tetap meningkat," ujar David.
Senada, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai penanganan pandemi Covid-19 masih menjadi faktor penentu dari keyakinan konsumen. Menurutnya, IKK sepanjang 2022 akan masih bisa terjaga di level optimis sepanjang lonjakan kasus bisa dihindari.
Menurut Faisal, IKK memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap mobilitas masyarakat. Maka, apabila PPKM kembali diperketat, maka IKK berisiko turun kembali ke zona pesimis.
"Untuk menjaga IKK pada level optimis maka penanggulangan pandemi dan booster vaksin masih menjadi kunci. Selain itu, tingkat inflasi perlu dijaga ditengah percepatan pemulihan ekonomi domestik," jelasnya kepada Bisnis, Senin (10/1/2022).