Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis konsolidasi fiskal akan berjalan lancar seiring dengan membaiknya ekonomi Tanah Air.
Dalam wawancara dengan Bisnis, Presiden Jokowi yakin defisit fiskal akan kembali di bawah 3 persen pada 2023.
"Kalau kondisi berjalan baik seperti sekarang saya optimistis itu bisa dicapai. Ekonomi kita semakin baik. Bisa kita lihat dari indikator pajak, penerimaan negara bukan pajak, dari bea cukai semua melebihi 100 persen. Kalau penerimaan negara tidak seperti 2020 kenapa tidak optimistis?" ujarnya kepada Bisnis, Minggu lalu (6/1/2022).
Menurutnya, fiskal hanya pemantik ekonomi saja. Dukungan fiskal terhadap ekonomi hanya 15 persen. Sementara itu, kunci dari pertumbuhan ekonomi Indonesia itu hampir 85 persen berasal dari investasi baik swasta, BUMN maupun asing.
"Tetapi harus saya katakan bahwa pengelolaan APBN kita sangat prudent sekali. Bu Menteri Keuangan [Sri Mulyani Indrawati] itu sangat hati-hati dalam mengelola, beliau sangat prudent," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati percaya diri bahwa terdapat potensi defisit APBN pada 2022 lebih rendah dari 4,85 persen terhadap PDB, seiring adanya peluang penerimaan negara yang melebihi target.
Baca Juga
Terdapat optimisme yang tinggi dari pemerintah terkait pemulihan ekonomi nasional pada tahun depan. Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam wawancara khusus bersama Bisnis, Kamis (2/12/2021).
Dia menyatakan bahwa bahwa penerimaan negara pada 2022 dapat menembus Rp2.000 triliun, melebihi target dalam rancangan APBN senilai Rp1.846 triliun. Kenaikan dapat terjadi karena RAPBN 2022 belum mengasumsikan berlakunya Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).