Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan sejumlah produk Indonesia akan menikmati penghapusan tarif bertahap ke sejumlah negara RCEP dalam 10 sampai 15 tahun ke depan. Produk-produk ini sebelumnya belum memperoleh akses pasar melalui kerja sama perdagangan yang telah ada.
Dia menyebut, akses pasar baru mencakup China, Jepang, dan Korea Selatan. Tidak ada peningkatan akses pasar baru melalui penghapusan tarif ke pasar Australia dan Selandia baru karena seluruh produk RI sudah bebas tarif melalui Indonesia-Australia CEPA dan Asean-Australia-New Zealand FTA.
Akses pasar baru mencakup 59 pos tarif ke Korea Selatan yang di antaranya mencakup produk daging potong, produk susu, jus, minuman beralkohol, makanan hewan, dan pati.
Akses pasar baru ke Jepang mencakup 37 pos tarif di antaranya produk ikan dikeringkan, minyak nabati, jus, dan minuman beralkohol. Adapun dengan China mencakup merica kering, olahan nanas, dan bahan bakar diesel.
“Produk-produk tersebut akan mengalami penurunan tarif hingga 0 persen secara bertahap selama 10 sampai 15 tahun,” kata Djatmiko dalam jawaban tertulis, Jumat (7/1/2022).
Berdasarkan hasil kajian pemerintah, Djatmiko mengatakan RCEP menciptakan efek terciptanya pasa bagi Indonesia di mana ekspor dan impor mengalami peningkatan. Bergabungnya Indonesia dalam RCEP menyebabkan peningkatan ekspor barang Indonesia sebesar US$ 5,01 miliar pada 2040.
Baca Juga
“Jika Indonesia tidak bergabung dalam RCEP, ekspor akan tetap meningkat, namun sangat kecil, hanya US$230 juta pada 2040,” jelasnya
Dia menggarisbawahi bahwa keunggulan RCEP bukan terletak pada besaran liberalisasi tarifnya, tetapi pada aturan-aturan perdagangan dan aturan-aturan terkait yang lebih fasilitatif dan mendorong penguatan rantai pasok di kawasan.
“Dengan demikian, besarnya peluang peningkatan ekspor Indonesia akan bergantung pada bagaimana Indonesia memanfaatkan aturan-aturan tersebut,” katanya.