Bisnis.com, JAKARTA - Saham lima perusahaan teknologi terbesar di AS menjadi pemenang dalam tiga tahun berturut-turut pada 2021 dengan kontribusi kapitalisasi pasar lebih dari US$2,45 triliun bagi S&P 500 Index seiring dengan besarnya permintaan investor terhadap Apple Inc. dan Microsoft Corp. di tengah ketidakpastian ekonomi.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu (1/1/2022), lima dari perusahaan internet dan teknologi, yakni Apple, Microsoft, induk Google Alphabet Inc., Amazon.com Inc., dan induk Facebook Meta Platforms Inc., meraih keuntungan pada tahun ini meski ditutup merah pada akhir 2021.
"Investor telah mengetahui bahwa perusahaan-perusahaan ini terus melakukannya dengan sangat baik," ungkap Kepala Ali Strategi Investasi Janney Montgomery Scott Mark Luschini.
Pertumbuhan laba yang cepat, harga yang kompetitif, dan neraca yang kuat telah melindungi mereka dari beberapa risiko tahun ini.
"Meskipun saya percaya pada keuntungan memiringkan nama-nama siklis menuju 2022, saya tidak akan meninggalkan [saham perusahaan] teknologi,” kata Luschini.
Kelima perusahaan teknologi ini ditutup negatif. Saham Apple turun 0,4 persen pada Jumat dan Microsoft kehilangan 0.9 persen, Amazon 1.1 persen, Alphabet 0.9 persen, dan Meta merosot 2.3 persen. Indeks Nasdaq 100 turun 0,7 persem untuk sesi ini, tetapi masih reli hampir 27 persen untuk tahun ini.
Baca Juga
Keberhasilan bisnis cloud dan iklan digital induk perusahaan Google pada 2021 menjadikannya saham dengan kinerja terbaik di antara nama besar lainnya di Wall Street. Kini valuasi pasarnya hampir bisa menyamai Apple dan Microsoft yang di atas US$2 triliun.
Perusahaan riset CFRA mengatakan penambahan pembelian dilakukan berdasarkan penilaian yang menarik dibandingkan dengan perusahaan teknologi berkapitalisasi besar lainnya dan keyakinan perusahaan dapat mempertahankan laju pertumbuhan pendapatan tahunan selama 3 tahun ke depan.
Microsoft Corp., mencatatkan pertumbuhan 51 persen sepanjang 2021. Raksasa perangkat lunak ini konsisten naik selama 10 tahun berturut-turut, reli terpanjang yang pernah ada. Sahamnya telah meningkat hampir 1.200 persen sejak akhir 2011.
Sementara itu, produsen iPhone tumbuh 34 persen pada 2021, menguasai S&P 500 dalam 3 tahun berturut-turut. Kendati 2021 menjadi tahun dengan kinerja terlemahnya, reli membawa perusahaan dalam jarak mencolok dari kapitalisasi pasar US$3 triliun yang bersejarah.
Meskipun kelangkaan chip dan gelombang pandemi yang kembali tinggi yang diikuti penutupan gerai terbesar di New York, saham Apple masih menjadi terfavorit pada 2021.
Saham Meta Platforms Inc., naik 23 persen sepanjang 2021, meskipun menjadi yang paling kacau dalam sejarah perusahaan. Sementara induk Facebook ini terus mendapat manfaat dari keterlibatan pengguna yang tinggi di seluruh platform-nya dan perubahan anggaran iklan yang berkelanjutan ke media sosial.
Namun, perusahaan masih berjuang terhadap dampak dari perubahan kebijakan privasi Apple dan pengawasan ketat terhadap produknya, terutama setelah keluarnya dokumen internal oleh seorang pelapor.
Dibandingkan dengan raksasa lainnya, e-commerce besutan Jeff Bezos, Amazon Inc., menjadi yang paling terbelakang pada tahun ini. Saham naik 2,4 persen, cukup untuk tahun positif ketujuh berturut-turut, kemenangan beruntun terpanjang yang pernah ada. Sejak akhir 2014, sahamnya telah melonjak hampir 1.000 persen.