Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah perayaan tahun baru, pemerintah Turki memutuskan menaikkan tarif listrik rumah tangga dan gas alam secara substansial. Keputusan ini didasari oleh lonjakan harga energi global.
Biaya listrik akan melonjak hingga 130 persen untuk beberapa rumah tangga, surat kabar Haberturk memperkirakan. Turki diberitakan akan beralih ke sistem tarif bertahap.
Pergerakan lebih lanjut dapat mendorong inflasi Turki yang diperkirakan akan meningkat menjadi 27,4 persen pada bulan Desember, menurut estimasi median dalam survei Bloomberg. Lembaga statistik negara itu akan mengumumkan angka sebenarnya pada hari Senin.
Di bawah biaya listrik baru, rumah tangga akan membayar 1,37 lira (US$0,09) per kilowatt-jam sebanyak 150 kilowatt-jam per bulan, dan 2,06 lira di atas batas itu, menurut regulator dalam sebuah pernyataan Jumat malam (31/12/2021).
Botas, perusahaan gas negara Turki, secara terpisah menaikkan harga gas alam sebesar 25 persen untuk rumah tangga, 15 persen untuk pembangkit listrik dan 50 persen untuk pabrik mulai 1 Januari, menurut sebuah pernyataan di situs webnya Jumat malam.
Pelemahan lira telah berkontribusi pada peningkatan inflasi. Harga ritel tahunan di ibu kota bisnis Turki, Istanbul, naik lebih dari 34 persen pada Desember dibandingkan dengan 24 persen pada November, menurut data yang diterbitkan oleh kamar dagang kota pada hari Sabtu.
Baca Juga
Harga eceran di Istanbul naik 9,65 persen pada Desember dari 4,71 persen bulan sebelumnya karena biaya peralatan perumahan dan makanan melonjak.