Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja LRT Jabodebek melakukan pergerakan perdana sarana setelah kejadian benturan di kawasan Cibubur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu ke Lintas Pelayanan 2 yang meliputi jalur Cawang sampai dengan Pancoran, Jakarta.
PPK Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Ferdian Suryo Adhi Pramono mengatakan pihaknya merencanakan pemindahan kereta dari wilayah Lintas Pelayanan 1 (Cawang-Harjamukti) untuk stabling pada area Lintas Pelayanan 2 jalur Cawang-Pancoran.
"Kita akan perdana masuk ke Lintas Pelayanan 2 mulai dari Lintas Pelayanan 1 masuk ke Cawang sampai dengan Pancoran di mana pergerakan sarana ini adalah awal mula dari pemindahan sarana yang ada di LRT Jabodebek yang selama ini ditempatkan di Lintas Pelayanan 1 untuk dipindahkan ke Lintas Pelayanan 2 dari Cawang sampai dengan Pancoran," ujar Ferdian dikutip dari tayangan video Satuan Kerja LRT Jabodebek, Rabu (29/12/2021).
Dia menuturkan, setelah nanti terdapat sekitar 16 trainset yang akan dipindahkan, sisa yang sekarang ada di Lintas Pelayanan 1 akan betul-betul dimanfaatkan hanya untuk meneruskan kegiatan rolling stock dinamic test terhadap sarana yang memang belum diuji.
Selain itu, sambungnya, juga untuk melakukan kegiatan uji seperti uji-uji beban, struktur yang memang dipersyaratkan dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) karena memang harus membutuhkan sarana uji integrasi antara sarana dengan prasarana serta melakukan uji praktek untuk para masinis yang sedang dilatih untuk nantinya akan mengoperasikan LRT Jabodebek.
"Jadi sebagaimana yang telah kami sampaikan bahwa memang kemarin itu dengan adanya benturan kami harus mereview kembali terkait dengan SOP [Standar Operasional Prosedur] bagaimana cara melakukan uji coba supaya bisa mencegah kejadian yang sama terjadi di masa depan," imbuhnya.
Menurut Ferdian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pemindahan sarana ini seperti SOP yang berlaku dalam kegiatan integrasi sarana san prasarana lingkup proyek LRT Jabodebek.
Dia mengaku telah membuat SOP-SOP baru atas dasar dari bimbingan dan arahan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang telah melakukan investigasi pasca tabrakan. Selain itu juga berdasarkan pada masukan Ditjen Perekeretapian khususnya Direktorat Keselamatan dan Direktorat Sarana Perkeretapian.
"Kami telah membuat SOP-SOP baru serta melakukan pencegahan-pencegahan seperti memasang peralatan-peralatan yang memang dapat mencegah terusnya dapat memberikan suatu informasi lebih kepada masinis dalam hal melaksanakan uji coba sehingga dapat mencegah kejadian yang sama bisa terjadi lagi," imbuhnya.