Bisnis.com, JAKARTA - Kolaborasi sektor logistik membutuhkan dukungan dari berbagai pihak di tengah situasi pandemi Covid-19 dan kondisi pasar di Indonesia.
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan mendorong logistik Indonesia lebih kompetitif, dinamis dan inovatif. Dia berharap agar anggota ALFI dapat terus berkolaborasi dengan semua pihak, karena kolaborasi adalah kunci untuk menjadikan logistik Indonesia yang lebih kompetitif dan inovatif.
“Kami mendorong semua pihak agar dapat berkolaborasi dan menghilangkan ego sektoral untuk meningkatkan ekonomi nasional serta bisa bergerak lebih cepat ke arah pemulihan ekonomi pasca hantaman pandemi Covid 19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia," ujarnya, Rabu (29/12/2021).
Yukki menegaskan ALFI juga mengapresiasi upaya Pemerintah RI yang memperkuat pertumbuhan ekonomi digital di kawasan perdesaan. Menurutnya, hal ini akan semakin mempermudah transaksi digital yang dilakukan masyarakat hingga ke pelosok-pelosok wilayah desa di Indonesia.
Dia mengatakan, selama Pandemi Covid-19 masyarakat mulai beralih memanfaatkan platform e-commerce dalam memenuhi kebutuhannya.
Oleh karenanya, pelaku bisnis logistik perlu segera melakukan adaptasi terhadap perubahan, jika tidak ingin dilibas perkembangan perdagangan maupun tuntutan masyarakat dan perilaku konsumen yang kini pun bertransformasi sangat cepat memanfaatkan digitalisasi.
“Sekarang ini pola bisnis dan perdagangan juga telah berubah bahkan industri juga telah melakukan berbagai perubahan lantaran mereka tidak hanya melihat dari sisi logistik tetapi supply chain,” ujar Yukki yang juga Chairman Asean Federation of Forwarder Association (AFFA).
Oleh sebab itu, imbuhnya, transformasi digital yang dilakukan oleh sektor logistik merupakan sebuah keharusan dan dinilai bisa menjadi katalis untuk bisa bertahan hingga melakukan berbagai ekspansi terutama selama terjadinya pandemi Covid-19 hingga sekarang ini.
“Perusahaan logistik yang tidak mau melakukan perubahan itu, dampaknya bisa tutup. Apalagi peluang bisnis perusahaan jasa kirim maupun e-commerce kian moncer seiring dengan maraknya aktivitas belanja daring masyarakat selama masa Pandemi ini,” tuturnya.