Bisnis.com, JAKARTA - Pelayaran kontainer domestik mengambil kebijakan untuk mengkonversi ukuran kapalnya menjadi lebih kecil guna mengoptimalkan muatan kargo.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mencontohkan banyak kapal domestik yang mulanya hanya satu unit kapal dengan muatan 3.000 Teus dikonversi menjadi dua unit kapal dengan ukuran 1.500 Teus.
"Penggunaan kapal lebih kecil karena penggunaan kapal besar juga tidak ada kargo yang terisi maksimal," ujarnya, Selasa (28/12/2021).
Sementara itu terkait dengan adanya penyesuain tarif pelayaran domestik, Carmelita berpendapat masih di level wajar tidak seekstrem di internasional.
“Semua ini hanya sementara jadi jangan khawatir kekurangan kapal, karena ini hanya dampak pandemi. Secepatnya akan kembali ke normal," terangnya.
Carmelita menuturkan denfan adanya catatan gemilang nilai ekspor ini menunjukkan daya saing produk Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan negara lainnya meski Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan.
Keberhasilan ini, sambung Carmelita, tentu berkat konsistensi pemerintah menerapkan peraturan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku saat ini.
Di sisi lain, Carmelita juga bersyukur Indonesia telah melewati tahun-tahun penuh tantangan selama pandemi Covid-19 ini.
Indonesia, sebutnya, pernah mengalami puncak pandemi Covid-19 pada Juni hingga Agustus lalu. Saat itu, penularan virus Covid-19 begitu tinggi sehingga membuat situasi darurat.
Namun atas kebijakan yang tepat dan kerja sama seluruh pihak, Indonesia bisa keluar dari kondisi kritis tersebut.
Di tengah kondisi sulit itu pemerintah mengambil keputusan yang tepat yakni mengambil kebijakan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Di saat bersamaan, kebijakan PPKM itu dibarengi dengan gencarnya vaksinasi bagi masyarakat Indonesia.
“Setidaknya hingga saat ini, terbukti kebijakan PPKM dan vaksinasi ini cukup ampuh mengendalikan penularan Covid-19 di Indonesia, tanpa kita harus lockdown," imbuhnya.
Sejalan dengan keberhasilan pengendalian penularan Covid-19, kata Carmelita, Indonesia bisa berhasil memulihkan ekonomi secara perlahan.
Setelah mengalami resesi ekonomi pada 2020 hingga kuartal I/2021, ekonomi nasional berhasil rebound pada kuartal II/2021 yang tumbuh hingga 7,07 persen (yoy). Pemulihan ekonomi nasional tetap terjaga pada kuartal III/2021 yang tumbuh 3,51 persen.
Kementerian Keuangan memprediksikan ekonomi nasional pada kuartal IV 2021 juga akan tumbuh di atas 5 persen. Sehingga ekonomi nasional pada 2021 akan tumbuh sekitar 3,5 hingga 4 persen.
Pemulihan ekonomi nasional ini tidak lepas dari kelancaran kegiatan logistik Indonesia. Untuk itu, INSA sangat mengapresiasi kebijakan Kementerian Perhubungan yang tetap mendukung kelancaran kegiatan distribusi logistik dan transportasi nasional, sehingga pelabuhan domestik tidak mengalami kongesti seperti yang terjadi di luar negeri dan ekonomi nasional mengalami pemulihan.
Demikian pula ketersediaan armada nasional yang tidak perlu melakukan blank sailling seperti halnya MLO, sehingga di saat pemulihan ekonomi, pemilik dan operator pelayaran petikemas domestik masih dapat mencukupi ketersediaan petikemas dan kapal dalam negeri.
“Kelancaran distribusi logistik dengan dukungan operator pelayaran petikemas domestik ini perlu kita jaga terus untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," tekannya.
Carmelita juga berpendapat Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua belum lama ini juga membuat sedikit banyak perubahan pola kontainer. Setelah sebelumnya banyak pabrik yang tutup, kini produksi sudah mulai kembali dan menuju normal kembali.