Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT PLN (Persero) memastikan pasokan listrik saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali aman.
Erick mengatakan, petugas PLN tidak boleh kecolongan dalam mengamankan pasokan listrik saat penyelenggaraan KTT G20, terutama di titik-titik penting, seperti hotel tempat kepala negara berkumpul dan lokasi konferensi berlangsung.
“Dengan alasan apapun tidak boleh mati lampu,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (28/12/2021).
Dia menilai, petugas PLN bisa mulai melakukan simulasi untuk memastikan keandalan pasokan listrik saat KTT G20 berlangsung.
“Tinggal sekarang mulai bikin latihan-latihan kecil. Selama 9 bulan ini saya percaya mesti latihan,” ujarnya.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, mengatakan bahwa perseroan berkomitmen mendukung pemerintah dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan. Dia pun memastikan bahwa PLN akan berupaya dengan optimal untuk memastikan keandalan pasokan listrik untuk KTT G20.
Baca Juga
Untuk memastikan keandalan pasokan listrik selama KTT G20, PLN akan menerjunkan 550 petugas siaga yang bertugas mengamankan pembangkit listrik hingga lokasi venue acara setiap hari.
Mayoritas dari personel tersebut bertugas mengamankan jalur distribusi, yakni sebanyak 436 orang. Sementara itu, 28 petugas lainnya akan siaga di pembangkit Bali dan Jawa, 52 personel mengamankan transmisi, 18 petugas piket patroli jaringan, dan 16 orang piket pengatur beban.
“Untuk memastikan keandalan pasokan listrik 24 jam selama kegiatan KTT G20 berlangsung, PLN pun membagi para petugas ini menjadi tiga shift,” ujarnya.
Tidak hanya itu, PLN juga akan menyiagakan 12 unit mobil Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), 26 Unit Gardu Bergerak (UGB) dengan total kapasitas 7.660 kilo Volt Ampere (kVA), dan 55 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 5.370 kVA, 31 unit Genset Mobile berdaya 4.490 kVA.
Selain itu, ada juga 59 unit mobil, 23 unit reaksi cepat, serta 104 unit sepeda motor untuk pelayanan teknik (Yantek).
Dari sisi suplai daya, Darmawan menegaskan bahwa sistem kelistrikan Bali sudah siap untuk menyelenggarakan pergelaran KTT G20.
Dengan daya mampu sistem sebesar 1.322,1 megawatt (MW), beban puncak tertinggi pada 2021 tercatat sebesar 754,6 MW, sehingga masih ada cadangan daya atau reserve margin sebesar 567,8 MW atau 42,9 persen.
“Khusus KTT G20, kami akan tingkatkan 40 persen, sambil kami tingkatkan utilisasi aset,” tegas Darmawan.