Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Sekuritas Proyeksikan Ekonomi RI di 2022 Tumbuh 5,2 Persen

Kendati demikian, masih ada kondisi wajib yang memengaruhi perekonomian. Dua kondisi yang menjadi necessary conditions, yakni pengendalian Covid-19 dan pemenuhan target pemerintah yaitu vaksinasi 70 persen dari populasi.
Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy dalam acara Mandiri Sekuritas Economic Outlook 2022, Selasa (30/11/2021)/Mandiri Sekuritas
Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy dalam acara Mandiri Sekuritas Economic Outlook 2022, Selasa (30/11/2021)/Mandiri Sekuritas

Bisnis.com, JAKARTA - Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 sebesar 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Kendati demikian, Leo meyakini pertumbuhan tersebut bisa lebih tinggi lagi.

Pada webinar Insurance Outlook 2022, Selasa (21/12/2021), Leo menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi akan berlanjut tahun depan. Menurutnya, ekonomi tanah air sudah melewati level terendah di 2020 yang mencatat pertumbuhan negatif yaitu -2,01 persen (yoy). Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 3,7 persen (yoy).

"Tahun 2022 kita expect pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,2 persen. Di mana, angka tersebut sama dengan pre-Covid level di tahun 2019 di 5,1 [persen]," jelasnya secara virtual.

Untuk mencapai pertumbuhan 5,2 persen (yoy) tahun depan, tentunya ada kondisi wajib yang memengaruhi perekonomian. Leo menyebut dua kondisi yang menjadi necessary conditions adalah pengendalian Covid-19 dan pemenuhan target pemerintah yaitu vaksinasi 70 persen dari populasi.

Dengan pencapaian dua kondisi tersebut, Leo menyebut pertumbuhan ekonomi bisa melampaui angka 5,2 persen (yoy). Namun, faktor lain turut menjadi penentu yaitu pelaksanaan reformasi struktural yang diusung oleh pemerintah.

Mesin pertumbuhan ekonomi tahun depan pun diperkirakan akan berbeda dengan dua tahun sebelumnya, yakni 2020 dan 2021. Leo mengatakan pertumbuhan ekonomi selama dua tahun pertama pandemi Covid-19 adalah stimulus fiskal yang berperan dalam mendorong konsumsi dan produksi.

Selama dua tahun terakhir, pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal kurang lebih Rp1.000 triliun. Leo mencatat besarnya stimulus fiskal selama krisis pandemi Covid-19 sudah jauh melampaui stimulus yang dikeluarkan ketikan krisis finansial global 2008.

"Stimulus yang disediakan dua tahun terakhir itu sepuluh kali lipat dibandingkan dengan global financial crisis. Jadi, dua tahun terakhir ekonomi Indonesia di-support besar oleh fiscal stimulus dan juga Bank Indonesia melalui penurunan suku bunga dan kebijakan makroprudensial [yang longgar]. Begitu juga OJK," jelasnya.

Pada 2022, Leo menyebut penggerak ekonomi akan beralih ke sektor swasta. Menurutnya, pertumbuhan tahun depan akan mulai menunjukkan pertumbuhan yang digerakkan oleh swasta (private-led growth). Apalagi, jika mobilitas ekonomi sudah kembali ke level normal dengan dorongan kondisi penanganan Covid-19 dan vaksinasi.

Komponen utama PDB tahun depan diperkirakan masih akan didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede pun memperkirakan hal yang mirip. Dia memperkirakan ekonomi 2022 akan didorong oleh konsumsi dan investasi. Untuk investasi, dia menyebut penanaman modal di Indonesia akan terlihat lebih menarik sejalan dengan kembalinya mobilitas dan kegiatan ekonomi masyarakat ke level normal.

Di sisi lain, dia memperkirakan net ekspor akan cenderung turun seiring dengan kenaikan impor akibat kebutuhan manufaktur yang tinggi. Hal ini diikuti oleh normalisasi harga komoditas global.

"Hambatan dari sisi net ekspor ini yang menjadi salah satu tantangan dalam pertumbuhan ekonomi di tahun 2022," jelasnya kepada Bisnis, Senin (20/12/2021).

Pemulihan yang terus berlanjut lebih baik di 2021, membuat pertumbuhan di 2022 kemungkinan besar tidak akan kembali mengalami low-based effect, seperti yang terjadi pada kuartal II tahun ini. Pada periode tersebut, pertumbuhan ekonomi mencapai 7,07 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper