Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2021: Periode Hangat untuk Minyak Mentah Indonesia

Setelah sempat terperosok pada 2020, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) sepanjang tahun ini telah melewati titik balik dan sempat menyentuh posisi tertingginya.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat terperosok pada 2020, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) sepanjang tahun ini telah melewati titik balik dan sempat menyentuh posisi tertingginya.

Membaiknya aktivitas ekonomi pascapembatasan kegiatan masyarakat menjadi salah satu faktor pendorong yang membuat harga minyak menghangat.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, ICP pada Januari 2021 telah mulai merangkak naik dibandingkan dengan ICP Desember 2020. Harga minyak mentah Indonesia itu meningkat cukup tinggi menjadi US$53,17 per barel pada Januari 2021 dari harga Desember 2020 sebesar US$47,78 per barel.

Terganggunya produksi minyak sejumlah negara penghasil, dan meningkatnya permintaan setelah pemulihan aktivitas ekonomi pasca-lockdown kembali menyulut harga minyak yang berimbas kepada naiknya ICP pada Februari sebesar US$7,19 atau menjadi US$60,36 per barel.

Tersulutnya harga minyak mentah Indonesia kembali berlanjut pada Maret 2021, dengan peningkatan sebesar 5,2 persen atau US$3,14 menjadi US$63,5 per barel.

Kenaikan itu merupakan dampak dari optimisme pasar terhadap aktivitas ekonomi di seluruh dunia dan membaiknya permintaan minyak mentah yang didukung oleh pengaturan pasokan minyak mentah yang efektif. Faktor tersebut kemudian mengerek harga minyak mentah di pasar internasional selama Maret 2021.

Pada periode selanjutnya, keperkasaan ICP sempat terhenti setelah mengalami kenaikan berturut-turut sejak awal tahun. Adanya peningkatan produksi minyak dunia pada Maret 2021 membuat harga minyak dunia tertekan berdampak juga pada ICP yang mengalami penurunan US$1,54 menjadi US$61,96 per barel pada April 2021.

Namun, ICP berhasil rebound pada Mei 2021, setelah adanya sentimen dari membaiknya aktivitas ekonomi di Amerika Serikat, China, dan sebagian Eropa. Pelonggaran aktivitas di Eropa dan Amerika, akselerasi program vaksinasi, serta dimulainya summer driving season juga berkontribusi dalam peningkatan harga dan konsumsi minyak. Rata-rata ICP Mei 2021 mencapai US$65,49 per barel atau naik sebesar US$3,53.

Lebih lanjut, perbaikan aktivitas ekonomi dunia yang merupakan hasil dari percepatan program vaksinasi Covid-19 mendorong peningkatan harga minyak di pasar internasional selama Juni 2021. ICP pada Juni 2021 naik sebesar US$4,74 per barel menjadi US$70,23 per barel.

Keperkasaan harga minyak mentah dunia terus berlanjut seiring dengan permintaan yang meningkat signifikan. Hal itu mendorong peningkatan harga minyak mentah dan ICP pada Juni 2021 menjadi US$72,17 per barel.

Peningkatan pasokan minyak di pasar internasional telah menghentikan kenaikan harga minyak dunia maupun ICP pada Agustus 2021. Pada periode tersebut, ICP mengalami penurunan US$4,37 per barel dibandingkan dengan periode sebelumnya menjadi US$67,80 per barel.

Kondisi pelemahan tersebut hanya berlangsung singkat, cuaca buruk di Amerika Serikat membuat sejumlah fasilitas produksi minyak tak beroperasi, dan mengakibatkan menurunnya jumlah pasokan.

Hal itu telah mendorong harga komoditas tersebut di pasar internasional, termasuk juga dengan ICP pada September 2021 yang ikut meningkat sebesar US$4,4 per barel menjadi US$72,2 per barel.

Kendati ICP telah sangat meroket sepanjang tahun ini, namun kenaikan harga masih terus berlangsung. Kondisi krisis energi di Eropa telah mendorong kenaikan harga minyak mentah internasional.

Hal itu turut menjadi berkah untuk ICP pada Oktober 2021 yang mengalami peningkatan signifikan sebesar US$9,6 per barel menjadi US$81,8 per barel, dan merupakan titik tertingginya sepanjang tahun ini.

Kembali melonjaknya kasus penyebaran Covid-19 di Eropa dan rencana Amerika Serikat, serta beberapa negara lain seperti China, Jepang, India, Inggris dan Korea Selatan untuk melepaskan cadangan minyak strategis telah menghentikan peningkatan harga minyak.

Hal itu membuat peningkatan ICP pada tahun ini telah terhenti dan mencatatkan penurunan sebesar US$1,67 per barel dan ICP November menjadi US$80,13 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper