Bisnis.com, JAKARTA — J&T Cargo berstrategi memperluas kemitraan logistik supaya bisa lebih luas menjangkau pengiriman ke semua wilayah di Indonesia.
CEO J&T Cargo Jonathan menyampaikan bahwa saat ini bisnisnya bisa berkembang secara signifikan dengan adanya mitra. Menurutnya, industri Logistik di Indonesia sangat cepat bertumbuh. Tercatat saat ini J&T Cargo sudah mempunyai total 1.600 outlet dan 90 persen di antaranya berasal dari mitra.
J&T Cargo pun berstrategi mengembangkan segmentasi market B2B, B2C, serta retail guna memperluas cakupan serta meningkatkan nilai bisnis agar terus tumbuh.
"Kedepannya kami berencana akan bekerja sama dengan platform e-commerce dan produsen pabrik sehingga kami dapat mendukung bisnis online dan offline secara bersamaan," ujarnya, Jumat (17/12/2021).
Sampai akhir tahun ini, Jonathan memaparkan bahwa perkembangan bisnis J&T Cargo terbilang sukses, pengirimannya terus naik dan kini sudah memiliki 38 Gateway yang berkapasitas lebih dari 2000 ton setiap hari dan jumlah armada lebih dari 500 unit.
Tersedia pula layanan tambahan seperti asuransi, kemasan yang aman, dan nanti akan ada layanan warehouse, Cash On Delivery (COD) dan pengiriman waktu tertentu untuk menjaga konsistensi kenyamanan bertransaksi. Hal tersebuMengedepankan sistem smart logistic yang mengintegrasikan dan mengelola seluruh paket secara online.
Menurutnya, E-commerce di Indonesia terus berkembang, potensi ini akan berpengaruh kepada transaksi online yang semakin bertumbuh, dan jasa pengiriman pun hadir untuk mendukung pertumbuhan tersebut tentu ikut naik, sehingga bisnis mitra logistik seperti J&T Cargo ada potensi terus bertumbuh kedepannya.
Dia optimistis dengan dengan Service Level Agreement (SLA) yang cepat dan efisien J&T Cargo bisa memberikan pengalaman bermitra menggunakan sistem digitalisasi yang terstruktur, mendukung kemajuan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada awal mula bisnisnya dengan biaya yang lebih terjangkau.