Bisnis.com, JAKARTA – Merebaknya Covid-19 varian Omicron di banyak negara telah menimbulkan kekhawatiran yang menyebabkan melemahnya harga minyak dunia. Pergerakan harga minyak dunia terus menunjukkan pelemahan dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (15/12/2021) siang waktu Indonesia, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2022 telah turun sebesar 1,43 persen menjadi US$69,72 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent tercatat turun 1,17 persen menjadi US$72,84 per barel.
Dikutip dari oilprice.com, OPEC menyebut dampak varian omicron akan memberikan dampak ringan dan jangka pendek terhadap permintaan minyak global. Proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah pada 2021 dan 2022 sampai saat ini pun masih tidak diubah.
“Dampak dari varian Omicron diperkirakan akan ringan dan berumur pendek, karena dunia menjadi lebih siap untuk mengelola Covid-19 dan tantangan terkaitnya. Ini di samping prospek ekonomi yang stabil, baik di negara maju maupun berkembang,” kata OPEC, dikutip Rabu (15/12/2021).
Namun, OPEC sedikit merevisi proyeksi permintaannya untuk periode 3 bulan terakhir tahun ini yang sebagian besar memperhitungkan langkah-langkah penanganan Covid-19 di Eropa dan dampak potensial dari varian Omicron.
Meski demikian, OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan setahun penuh dari penilaian bulan lalu terkait pertumbuhan 5,7 juta barel per hari (bph) pada 2021 dibandingkan dengan 2020.
Baca Juga
Untuk 2022, prospeknya juga tidak berubah, dengan pertumbuhan masih diharapkan pada 4,2 juta barel per hari dibandingkan dengan tahun ini, seperti pada prospek bulan lalu.
“Asumsi yang mendasari untuk sisa tahun ini dan 2022 tidak berubah. Memang beberapa pemulihan yang sebelumnya diharapkan di kuartal IV/2021 sekarang bergeser ke kuartal I/2022, diikuti oleh pemulihan yang lebih stabil sepanjang semester II/2022.”
Tahun depan, permintaan minyak global akan meningkat berkat peningkatan penanganan Covid-19 dan meningkatnya tingkat vaksinasi yang memungkinkan aktivitas ekonomi dan mobilitas untuk kembali ke tingkat pra-pandemi, khususnya untuk mendukung peningkatan permintaan bahan bakar untuk sektor transportasi.
Kelompok OPEC+ juga optismistis pada permintaan minyak yang lebih baik, serta fleksibilitas untuk segera menyesuaikan produksi jika diperlukan.
“Keseimbangan pasar yang diharapkan terus ditentukan oleh evolusi pandemi Covid-19, sebagai faktor utama ketidakpastian, tetapi upaya bersama yang berhasil dari DoC terus memantau semua perkembangan secara tepat waktu dan waspada untuk dapat bereaksi dengan keadaan pasar yang berubah dengan cepat,” kata OPEC.