Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan pembiayaan defisit APBN pada 2022 senilai Rp868 triliun dengan sekitar 82 persen dana berasal dari dalam negeri.
Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Kementerian Keuangan Riko Amir menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada tahun depan 4,85 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Untuk itu, diperlukan pembiayaan senilai Rp868 triliun.
"Sekitar 80 persen—82 persen sumber pembiayaannya dari domestik, 18 persen—20 persen dari valuta asing," ujar Riko dalam konferensi pers, Senin (13/12/2021).
Riko menjabarkan bahwa sumber pembiayaan domestik berupa pinjaman dalam negeri dan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN). Menurutnya, SBN Bruto diterbitkan melalui lelang dan non lelang.
Pemerintah menargetkan komposisi surat utang negara (SUN) di kisaran 69 persen—72 persen dan surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk di kisaran 28 persen—31 persen.
Adapun, sumber pembiayaan berbentuk valuta asing (valas) berupa pinjaman luar negeri dan penerbitan SBN valas.
Baca Juga
Riko menjelaskan bahwa pemerintah terus berupaya mendorong masyarakat untuk berinvestasi di SBN. Selain mendukung keuangan negara, kontribusi masyarakat dalam negeri dalam membeli SBN dapat mengurangi ketergantungan terhadap investor luar negeri dan risiko dari nilai tukar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel