Bisnis.com, JAKARTA – Sistem pembayaran lintas negara atau cross-border payment hampir dipastikan menjadi salah satu menu pembahasan utama negara-negara G20 dalam pertemuan yang akan berlangsung di Indonesia hingga tahun depan.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo juga akan berupaya mengajak diskusi negara lain tentang rencana Indonesia ikut menerbitkan mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
“Indonesia akan mendorong pembicaraan cross-border payment system berkaitan dengan remitansi, berkaitan dengan bagaimana open API-nya. Dan di dalam agenda payment system ini adalah bagaimana kami bisa juga mendapat general principal [prinsip umum] untuk CBDC,” kata Perry dalam Fintech Summit Sabtu (11/12/2021).
Sejauh ini, CBDC sebenarnya belum menjadi cetak biru prioritas dalam pengembangan pasar uang dan sistem pembayaran Indonesia. Namun, BI menegaskan bahwa mereka akan serius menggulirkan rencana penerbitan uang digital tersebut.
Rencana peluncuran CBDC juga menjadi target beberapa negara anggota G20 yang khawatir terhadap efek demam kripto dan penggunaannya sebagai alat pembayaran. Beberapa negara bahkan telah menempuh langkah lebih jauh dengan memblokir dan melarang keras transaksi maupun penambangan kripto.
Adapun selain pembahasan cross-border payment system, menurut Pery negara-negara G20 juga akan berusaha melakukan diskusi terkait transaksi digital. Ada harapan yang semakin kuat agar ke depan pertumbuhan transaksi digital bisa memberikan dampak yang lebih nyata terhadap kesejahteraan atau perekonomian negara.
Baca Juga
“Jadi bukan hanya soal inklusi keuangan. Harus pembahasan tentang bagaimana sistem pembayaran digital, fintech, bank digital, dan ecommerce agar bisa menaikkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.