Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Indonesia November Dipatok US$80,13 per barel

Harga minyak mentah Indonesia pada November berlaku untuk minyak mentah utama dan minyak mentah permanen sejak ditetapkan pada 1 Desember lalu.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Indonesia pada November mengalami dipatok lebih rendah sekitar US$1,67 per barel dari US$81,8 per barel pada Oktober menjadi US$80,13 per barel.

Penetapan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) pada November itu ditetapkan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 181.K/MG.03/DJM/2021 tentang penetapan harga minyak mentah Indonesia pada November 2021.

Harga minyak mentah Indonesia pada November berlaku untuk minyak mentah utama dan minyak mentah permanen sejak ditetapkan pada 1 Desember lalu.

Sebelumnya, ICP pada Oktober sempat meroket US$9,60 per barel menjadi US$81,81 per barel. Peningkatan ini diikuti oleh kenaikan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Oktober. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini antara lain krisis pasokan gas dan peningkatan harga batu bara berujung pada timbulnya krisis listrik di Eropa dan Asia. Kondisi ini ditopang oleh kondisi periode musim dingin yang diperkirakan lebih dingin dari sebelumnya. Walhasil, terjadi peningkatan permintaan minyak mentah sebagai bahan bakar pengganti.

Faktor lainnya adalah, kesepakatan OPEC+ untuk tidak menambah peningkatan produksi dan hanya akan melanjutkan rencana kenaikan produksi 400.000 barrels oil per day (BOPD) per bulan meskipun terdapat peningkatan permintaan minyak mentah.

OPEC melalui laporan bulan Oktober 2021 menyampaikan bahwa peningkatan proyeksi permintaan minyak mentah global pada kuartal IV/2021 sebesar 0,12 juta BOPD menjadi 99,82 juta BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Selain itu, penurunan proyeksi produksi minyak mentah negara Non OPEC pada triwulan IV/2021 tercatat sebesar 3,2 juta BOPD menjadi 65,24 juta BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper