Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Level 3 Serentak Batal, Pelaku Industri Plastik Girang

Pelaku usaha industri plastik menyambut baik keputusan pemerintah membatalkan PPKM Level 3 serentak pada libur Natal dan Tahun Baru 2021.
Pramuniaga memasukkan barang belanjaan kedalam kantong plastik di salah satu gerai retail di Cibinong City Mall, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Pramuniaga memasukkan barang belanjaan kedalam kantong plastik di salah satu gerai retail di Cibinong City Mall, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) menyambut baik keputusan pemerintah untuk membatalkan PPKM level 3 serentak pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Sekjen Inaplas Fajar Budiono memperkirakan pembatalan kebijakan tersebut bakal mengerek utilisasi industri plastik hilir menjadi 80 persen sampai akhir tahun ini. Adapun di industri plastik hulu, utilisasinya sudah mencapai angka maksimal 95 persen.

"Industri [plastik hilir] supporting pesta dan pariwisata [utilisasinya] masih 60-an persen. Dengan adanya pembatalan PPKM ini, bisa di atas 70 persen, dan kami harapkan bisa 80 persen di akhir tahun," kata Fajar saat dihubungi, Rabu (8/12/2021).

Sementara itu, volume produksi plastik hilir khususnya kemasan diprediksi tumbuh antara 2,5 persen hingga 3 persen. Tahun depan, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di angka 4,5 persen, Fajar memprediksi pertumbuhan industri plastik hilir bisa menyentuh 3,5 persen.

Industri plastik hilir, lanjut Fajar, selama pandemi banyak didukung peningkatan permintaan kemasan hand sanitizer, masker, alat-alat medis, selain juga makanan dan minuman.

Fajar mengatakan pada tahun depan industri masih akan dihadapkan pada kendala logistik dan ketidakpastian penyebaran Covid-19.

Dia memprediksi kendala logistik akibat kelangkaan kontainer akan bertahan sampai tengah tahun depan. Sementara itu, industri juga mengantisipasi penurunan harga bahan baku yang signifikan pada akhir Januari hingga awal Februari 2022, bertepatan dengan Tahun Baru Imlek.

"Yang perlu diwaspadai adalah pergerakan kontainer jangan sampai ada penumpukan yang akhirnya pergerakan distribusi barang terganggu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper