Bisnis.com, JAKARTA - Penunjukan Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) dikritik seiring dengan sosoknya lekat dengan partai politik.
Selain itu, eks Dirut PLN sebelumnya disebut memiliki integritas kuat dalam menjalankan tugas di perusahaan itu. Zulkifli Zaini telah menjabat sebagai orang nomor satu di PLN sejak 2019.
Peneliti dari Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman mengatakan bahwa perombakan posisi direktur utama perusahaan setrum tersebut sarat akan kepentingan politik.
“Erick Thohir [Menteri BUMN] memilih berdasarkan suka dan tidak suka. Darmawan Prasodjo juga orang Luhut [Menko Marves],” katanya, Senin (6/12/2021).
Selain itu, dia menduga pencopotan Zulkifli juga akibat penolakannya pada proyek Odin, sebuah rencana Indonesia Battery Corporation berencana membeli produsen listrik dari Jerman.
IBC dibentuk dari konsorsium bersama yakni PT PLN (Persero), PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina (Persero) dan MIND ID. Keempat korporasi itu memegang masing-masing 25 persen saham.
Baca Juga
Setidaknya dua orang diduga menolak rencana ini, yakni Zulkifli dan eks CEO MIND ID Orias Petrus Moedak. Beberapa waktu lalu, Orias juga lengser dari jabatannya dan digantikan oleh Hendi Prio Santoso.
Selentingan kabar yang beredar, kalangan yang menolak proyek Odin akan diganti kecuali Basuki Tjahaja Purnama. Komisaris Utama Pertamina itu diduga memiliki posisi politik yang kuat sehingga tidak goyah meski sempat mengkritik proyek tersebut.
“Pak Zul [Zulkifli Zaini] sosok yang nggak neko-neko, dan tegas dalam mengambil keputusan. BUMN penuh dengan intrik politik. Tergantung Erick Thohir. Basis penilaian kinerja tidak jelas,” terangnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) berdasarkan hasil RUPS, Senin (6/12/2021).
Jabatan itu diberikan kepada Darmawan untuk mengganti posisi yang ditinggalkan Zulkifli Zaini. Nama terakhir telah menjabat sebagai Direktur Utama PLN sejak 2019.
Darmawan menjadi Direktur Utama PLN melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Dalam beberapa tahun terakhir, dia telah terlibat dalam perusahaan. Pertama menjadi komisaris PLN pada 2018 - 2019. Kemudian ditunjuk sebagai Wakil Dirut pada 2019 - 2021.
Di kancah perpolitikan, Darmawan sempat menjadi calon legislatif DPR Dapil Jawa Tengah pada 2014. Dia diketahui merupakan kader PDI Perjuangan meski tidak masuk sebagai pengurus partai.
Kemudian terlibat dalam tim pemenangan pasangan Joko Wododo - Jusuf Kalla pada 2014. Darmawan juga sempat menduduki kursi Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan, Monitoring, dan Evaluasi Program Prioritas di Kantor Staf Presiden.