Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BisKita Trans Pakuan, Keberhasilan Polana B. Pramesti Jelang Purna Tugas

Bertepatan dengan masa purna bakti sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang jatuh pada 1 Desember 2021, Polana juga mengakhiri masa tugasnya sebagai Kepala BPTJ yang sudah diembannya sejak 28 Januari 2020.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti tengah menjelaskan terkait dengan operasional Bus Kita Transpakuan kepada para pewarta yang menjajal moda bus rapid transit ini, di Bogor, Minggu (27/11/2021)./ Bisnis - Wibi P. Pratama
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti tengah menjelaskan terkait dengan operasional Bus Kita Transpakuan kepada para pewarta yang menjajal moda bus rapid transit ini, di Bogor, Minggu (27/11/2021)./ Bisnis - Wibi P. Pratama

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti berhasil merealisasikan salah satu kebijakan penting dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), yakni hadirnya BisKita Trans Pakuan di Bogor, Jawa Barat.

Bertepatan dengan masa purna bakti sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang jatuh pada 1 Desember 2021, Polana juga mengakhiri masa tugasnya sebagai Kepala BPTJ yang sudah diembannya sejak 28 Januari 2020.

Meski dalam situasi sulit akibat pandemi Covid-19, BPTJ pada masa kepemimpinan Polana justru sempat merealisasikan kebijakan penting yaitu subsidi angkutan umum massal dari Pemerintah Pusat untuk wilayah Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dalam bentuk skema Buy The Service (BTS).

Kebijakan yang diimplementasikan di Kota Bogor sebagai pilot project tersebut berhasil menghadirkan layanan angkutan umum massal dengan konsep Bus Rapid Transit [BRT] bernama BisKita Trans Pakuan, yang diluncurkan pada 2 November 2021.

Menurut Polana, kebijakan subdisi untuk pengembangan angkutan umum massal di Bodetabek sudah sejak lama menjadi fokus perhatian BPTJ. Hal ini mengingat pengembangan angkutan umum massal di wilayah tersebut dapat menjadi faktor daya ungkit pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang diamanatkan RITJ.

“Kami memutuskan kebijakan BTS memang harus direalisasikan, meskipun dari segi kebijakan yang berkaitan dengan subsdi dari Pemerintah Pusat, BTS merupakan konsep yang relatif baru,” ujar Polana, Rabu (1/12/2021).

Mengingat konsep yang relatif baru tersebut, Polana mengakui kompleksitas permasalahan yang dihadapi juga tidak ringan terutama karena masih minimnya pemahaman para pemangku kepentingan.

Namun, dia merasa bersyukur karena pada akhirnya kebijakan tersebut dapat digulirkan meskipun tentunya hal tersebut baru merupakan babak awal yang masih membutuhkan berbagai upaya agar terus berlanjut.

“Alhamdulilah langkah kebijakan yang harus kami lakukan dapat terlaksana, meski tentunya di sana sini tetap ada kekurangan dan keterbatasan, semuanya itu karena koordinasi dan kerja sama yang baik diantara para pemangku kepentingan,” ucapnya.

Sebagai informasi, BisKita Bogor sudah melayani 49.216 penumpang sejak mulai resmi mengaspal pada 2 November 2021 atau tiga pekan lalu. Dari satu koridor yang beroperasi yakni Bogor-Ciparigi rata-rata penumpang perhari mencapai 2.140 Penumpang.

Berdasarkan evaluasi selama tiga pekan, BisKita Bogor melayani penumpang lebih banyak pada akhir pekan. Sehari bahkan bisa mencapai 3.415 penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper