Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pembangunan Prancis (Agence Française de Développement/AFD) berkomitmen menyuntik dana 500 juta euro atau setara Rp8 triliun untuk PT PLN (Persero) guna mendukung transisi energi di Indonesia.
Kedua lembaga sepakat memperkuat kerja sama dengan memobilisasi dukungan teknis dan keuangan dari Grup AFD untuk transisi energi dan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Salah satu poin perjanjian ini adalah komitmen dukungan indikatif sebesar 500 juta euro untuk 5 tahun ke depan.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan bahwa perseroan berkomitmen untuk mendukung percepatan transisi energi. Perusahaan, kata dia, memiliki beberapa pendekatan untuk memastikan bisnis ketenagalistrikan yang berkelanjutan.
"Diantaranya memastikan operasional perusahaan ramping dan efisien, memberikan energi hijau untuk masa mendatang, dan menjadi perusahaan yang berfokus pada pelanggan dengan memberikan layanan yang andal serta terjangkau," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (26/11/2021).
Zulkifli mengungkapkan empat hal yang harus menjadi perhatian agar transisi energi dapat berjalan dengan mulus. Pertama, penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan. Kedua, investasi skala besar. Ketiga, penerapan teknologi dalam skala besar. Keempat, investasi pelanggan untuk beralih menggunakan peralatan rendah karbon.
"Dengan begitu, pengembangan bisnis dan kampanye electrifying lifestyle perlu lebih digaungkan. Sebut saja, seperti penggunaan kompor listrik, kendaraan listrik, dan perdagangan emisi," ujarnya.
Baca Juga
Dalam skenario business as usual, emisi dari sektor ketenagalistrikan mencapai 0,92 miliar ton CO2 pada 2060. Sebab itu, PLN meluncurkan strategi demi menjadi perusahaan listrik yang bersih dan hijau. Salah satunya dengan menghentikan pembangunan serta memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting secara bertahap.
Berdasarkan peta jalan, PLN akan memensiunkan PLTU sub-critical sebesar 10 Giga Watt (GW) pada 2035. Kemudian PLTU super critical sebesar 10 GW juga akan dipensiunkan pada tahun 2045. Tahap terakhir pada 2055, PLTU ultra super critical 55 GW dipensiunkan.
"Pada saat bersamaan, PLN akan berinvestasi untuk mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan [EBT] hingga 20,9 GW, serta pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen," jelasnya.
Program lain yang disiapkan PLN yakni ekspansi gas, program co-firing, konversi PLTD ke EBT, hingga peningkatan efisiensi energi dan pengurangan susut jaringan. Setidaknya PLN membutuhkan investasi lebih dari US$500 miliar untuk mendukung pencapaian karbon netral pada 2060.
Di sisi lain dalam 10 tahun terakhir, AFD telah memobilisasi 520 juta euro untuk mendukung Indonesia dalam reformasi sektor energi, pembiayaan investasi publik, dan mobilisasi tenaga ahli dari Prancis.
Adapun komitmen ini diteken oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Basilio Dias Araujo, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, Duta Besar Prancis di Indonesia Olivier Chambard dan Direktur Badan Pembangunan Prancis (AFD) Indonesia Resident Mission Emmanuel Baudran.
Penandatanganan ini juga disaksikan Menteri Luar Negeri Prancis dan Eropa Jean Yves Le Drian serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.