Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mengaku siap untuk mengawal program pengalihan kompor berbahan bakar liquefied petroleum gas (LPG) menjadi kompor listrik atau induksi, sebagai salah satu solusi untuk menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan nasional.
Seperti diketahui, LPG sebagai bahan bakar yang digunakan kompor gas selama ini mayoritas dipenuhi dengan impor. Sementara itu, sumber energi untuk kompor induksi bisa diperoleh dari listrik dalam negeri.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan bahwa dengan cadangan daya yang telah lebih dari 30 persen di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi.
“PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi,” katanya melalui keterangan resmi, Selasa (23/11/2021).
PLN, kata dia, berkomitmen untuk menjalankan program konversi kompor induksi. Bahkan, perusahaan sebenarnya sedang menggulirkan Program Sejuta Kompor Induksi.
Selain itu, saat ini PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150.000 melalui Program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui mitra yang memiliki kerja sama dengan PLN.
Baca Juga
Pekan lalu, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan jajaran Direksi serta Komisaris PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) meminta program transisi energi dijalankan, seperti dengan penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi.
“Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, pasokan dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina turun,” tegas Presiden Jokowi.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa penggunaan induksi berpotensi memberikan penghematan Rp 60 triliun bagi negara.
“Ini percepatan penekanan impor dalam 5 tahun ke depan, kalau kita bisa ubah minyak tanah ke LPG, kenapa tidak ubah LPG ke listrik saja,” katanya dalam konferensi pers pada 31 Maret 2021.