Bisnis.com, JAKARTA – Pengelolaan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, bakal memulai babak baru pada 16 Desember 2021 dengan bergabungnya PT Toyota Tsusho Corporation ke dalam konsorsium Indonesia-Jepang.
Kepala KSOP Kelas II Pelabuhan Patimban Heri Purwanto memastikan, pada 16 Desember 2021 akan dimulai pengalihan operator dari yang sementara ini dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo ke operator resmi yang telah terpilih, yakni PT Pelabuhan Patimban Internasional (PT PII).
Setelah pengalihan secara resmi operator Patimban pada 17 Desember 2021, lanjutnya, akan dilakukan ekspor perdana kendaraan dari pelabuhan Patimban.
“Rencananya pada 16 Desember 2021 dimulai pengalihan operator kepada PT PPI, yang selanjutnya PT PPI menunjuk operator terminal kendaraan kepada PT Toyota Tsusho Corporation. Dan direncanakan pada 17 Desember 2021 akan dilakukan ekspor perdana kendaraan dari pelabuhan Patimban,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (21/11/2021).
Menurutnya, tidak ada persiapan khusus selama proses pengalihan karena semua regulasi, terutama dengan pihak bea cukai sudah selesai, termasuk proses perizinannya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan progres pembangunan Pelabuhan Patimban kepada Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan.
Baca Juga
Menhub menjelaskan, saat ini paket pengerjaan 1 sudah selesai 100 persen, yang terdiri dari terminal peti kemas 35 hektare dengan kapasitas 250 ribu TEUs, terminal kendaraan 25 hektare berkapasitas 218 ribu CBU, area reklamasi 60 hektare, dan area kolam 10 meter.
“Ini 60 hektare yang sudah direklamasi dan sudah bisa ekspor mobil 200.000 dan kontainer sudah bisa 300.000 di sini. Kami akan membangun yang area yang kuning ini. Ini masih kerja sama dengan Jepang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menhub menjelaskan bahwa paket pengerjaan 2 yang terdiri dari breakwater, seawall, dan pengerukan alur pelayaran, saat ini progresnya telah mencapai 99,66 persen.
Sementara itu, untuk pengerjaan jembatan penghubung yang masuk dalam paket 3 saat ini progresnya mencapai 82,41 persen. Ditargetkan pengerjaan paket tersebut akan selesai pada akhir 2021.
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan juga telah meninjau perkembangan pelabuhan Patimban setelah hampir 1 tahun beroperasi.
Tinjauan tersebut dilakukan untuk mengetahui kemajuan pembangunan, seperti penyelesaian akses jalan, kondisi operasional pelabuhan, serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung.
“Di sini saya ingin mendengar progresnya secara langsung bagaimana penyelesaian akses jalan menuju pelabuhan, termasuk konektivitas jalur pantura dan akses jalan tol, kondisi operasional pelabuhan dan besaran muatan, juga ketersediaan sarana prasarana pendukung seperti air, listrik, bahan bakar minyak, dan telekomunikasi,” jelas Luhut.
Menko Luhut juga kembali mengevaluasi tujuan pembangunan pelabuhan Patimban, di antaranya mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, juga menjamin keselamatan pelayaran, termasuk eksplorasi gas.
“Tidak hanya itu, Presiden Jokowi meminta agar Pelabuhan Patimban juga mendukung ekspor produk selain otomotif, seperti menggerakkan ekonomi UMKM, sektor pertanian, industri kreatif, serta produk lainnya, sehingga mampu bersaing di pasar global. Oleh karena itu pelabuhan Patimban ini sangat perlu kita dorong progresnya,” katanya.
Menko Luhut menambahkan, Pelabuhan Patimban juga diharapkan menjadi stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang, serta dapat memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan.
Menurutnya, Pelabuhan Patimban akan menjadi cikal bakal Kawasan Regional Metropolitan Rebana yang dapat menciptakan 4,39 juta peluang pekerjaan pada 2030, dan laju pertumbuhan ekonomi sampai 7,16 persen untuk Provinsi Jawa Barat yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengharapkan pelabuhan Patimban didukung oleh konektivitas yang baik untuk menunjang pengembangan industri, sehingga bisa bersaing dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.
“Saya minta kepada Kementerian Perhubungan sebanyak-banyaknya melakukan konektivitas, karena disitulah lahir kemudahan kenaikan ekonomi,” ujar Gubernur Ridwan Kamil.