Bisnis.com, JAKARTA - Royal Dutch Shell Plc mengumumkan perombakan besar-besaran pada struktur hukum dan pajaknya yang akan membuat perusahaan tersebut meninggalkan Belanda di tengah memburuknya hubungan dengan negara asalnya selama satu abad ini.
Perubahan terjadi saat Shell sedang berjuang melawan seorang investor aktivis yang menuntut perusahaan membelah diri menjadi dua untuk menarik pemegang saham meninggalkan sektor energi karena kekhawatiran akan perubahan iklim.
Shell mengatakan Senin (15/11/2021) bahwa mereka berencana untuk menghilangkan struktur saham ganda saat ini dan menghapus "Royal Dutch" dari namanya, kemudian perusahaan akan memindahkan lokasi pajaknya ke Inggris dan memindahkan eksekutif puncaknya dari Den Haag ke London.
Pemerintah Belanda mengatakan sangat terkejut dengan pengumuman tersebut. Mengadopsi struktur yang disederhanakan telah direncanakan selama bertahun-tahun, tetapi hubungan Shell di negara asalnya akhir-akhir ini semakin meningkat.
Dana pensiun Belanda ABP mengatakan bulan lalu akan menghapus aset investasi terkait dengan perusahaan minyak - dan semua bahan bakar fosil - dari portofolionya tanpa peringatan. Sementara pada bulan Mei lalu, pengadilan di Den Haag memutuskan perusahaan harus memangkas emisinya lebih keras dan lebih cepat dari yang direncanakan.
"Penyederhanaan akan menormalkan struktur saham kami di bawah pajak dan yurisdiksi hukum satu negara dan membuat kami lebih kompetitif," kata Chairman Shell Andrew Mackenzie dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Bloomberg.
Baca Juga
“Shell akan memiliki posisi yang lebih baik untuk menangkap peluang dan memainkan peran utama dalam transisi energi.”
Perusahaan tersebut didirikan di Inggris dengan mencantumkan wilayah penarikan pajak di Belanda. Selain itu, perusahaam memiliki struktur saham ganda sejak penyatuan Koninklijke Nederlandsche Petroleum Maatschappij dan Shell Transport & Trading Co. Pada saat itu, struktur saham tersebut tidak akan permanen, menurut perusahaan.
Shell juga mengatakan kemungkinan tidak akan lagi memenuhi persyaratan untuk menggunakan "Royal" dalam nama perusahaannya. Padahal, kata tersebut menjadi bagian dari nama perusahaan sejak 1907. Dengan dihapusnya kata 'Royal Dutch', maka nama perusahaan menjadi Shell Plc.
Namun, hal ini harus melalui persetujuan pemegang saham. Adapun, Chief Executive Officer Ben van Beurden dan Chief Financial Officer Jessica Uhl akan pindah ke Inggris, menurut Mackenzie.
“Shell memberi tahu kabinet tentang niat ini kemarin,” kata Menteri Urusan Ekonomi dan Kebijakan Iklim Belanda Stef Blok. “Kami sangat terkejut dengan berita ini. Pemerintah sangat menyayangkan Shell ingin memindahkan kantor pusatnya ke Inggris.”
Meskipun, Belanda terkenal sebagai negara ramah bisnis, Perdana Menteri Mark Rutte tetap harus beraksi menghadapi maraknya sentimen yang mengatakan banyak perusahaan tidak memberikan andil. Unilever Plc, pada tahun lalu, mengakhiri struktur ganda dan memilih mendaftarkan nama perusahaan di Inggris.