Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Surplus Lagi, Kadin: Sifatnya Sementara

Pemerintah berupaya ekstra untuk mengerek kinerja ekspor produk di luar minyak sawit, bati bara, dan besi baja.
Ilustrasi kelapa sawit
Ilustrasi kelapa sawit

Bisnis.com, JAKARTA – Koordinator Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani menyatakan surplus yang dinikmati Indonesia saat ini bersifat sementara dan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk percepatan pemulihan ekonomi. 

“Saya rasa pemerintah juga sudah paham bahwa menggantungkan kinerja ekspor dari batu bara dan CPO tidak akan sustainable untuk stabilitas atau pertumbuhan penerimaan ekspor kita pada masa mendatang,” katanya.

Shinta juga tidak memungkiri jika kontribusi CPO dan batu bara dalam ekspor Indonesia cenderung turun dalam beberapa tahun terakhir, terlepas dari nilai yang tetap tinggi. Hal ini tak lepas dari naiknya kontribusi besi dan baja dan produk tambang hasil investasi smelter.

Namun, dia menilai bahwa upaya diversifikasi ekspor yang dilakukan Indonesia belumlah optimal. Menurutnya, perlu ada upaya ekstra untuk mengerek kinerja ekspor produk di luar minyak sawit, bati bara, dan besi baja.

“Apakah ekspor di luar komoditas bisa mengimbangi neraca dagang bila impor mengalami normalisasi tegantung pada seberapa jauh dukungan pemerintah untuk memfasilitas ekspor nonkomoditas,” katanya.

Dia menjelaskan impor manufaktur nonkomoditas cenderung memerlukan banyak dukungan, seperti pembiayaan ekspor, pemenuhan standar pasar tujuan, dan biaya logistik.

“Peningkatan suplai kontainer ekspor ini perlu difasilitasi pemerintah agar ekspor nonkomoditas bisa meningkat,” kata Shinta.

Seperti diketahui, kinerja ekspor Indonesia melanjutkan tren kenaikan bulanan dan tahunan pada Oktober 2021. Total ekspor Oktober 2021 yang mencapai US$22,03 miliar bahkan menjadi ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah RI.

Ekspor yang naik 6,89 persen m-to-m dan 53,35 persen y-o-y disumbang oleh signifikannya kenaikan ekspor batu bara dan minyak sawit dibandingkan dengan September 2021.

Sementara itu, total impor tercatat naik 51,06 persen y-o-y menjadi US$16,29 miliar. Kenaikan didorong oleh meningkatnya impor migas sebesar 75,94 persen y-o-y dan impor nonmigas naik 48,29 persen y-o-y.

Ekspor yang naik lebih tinggi daripada impor menempatkan neraca perdagangan Indonesia surplus US$5,73 miliar. Surplus ini melampaui rekor yang sebelumnya dipecahkan pada Agustus 2021 sebesar US$4,75 miliar. Secara kumulatif, surplus melampaui US$30,81 miliar per sampai Oktober 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper