Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Hambatan Selama Pandemi, UKM Bisa Ekspor secara Ritel ke Arab Saudi

Kementerian Perdagangan memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman antara platform digital Indomatjar, perusahaan logistik Goorita, dan diaspora Indonesia Chef Saudi Association (ICSA) senilai US$5 juta untuk ekspor produk makanan dan minuman, serta kebutuhan sehari-hari secara ritel.
Ilustrasi. Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini./Bisnis-Abdurachman
Ilustrasi. Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini./Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman antara platform digital Indomatjar, perusahaan logistik Goorita, dan diaspora Indonesia Chef Saudi Association (ICSA) senilai US$5 juta untuk ekspor produk makanan dan minuman, serta kebutuhan sehari-hari secara ritel.

Ekspor secara ritel dianggap efektif untuk ekspor dalam jumlah kecil dan dilakukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Untuk mengatasi pembatasan akibat pandemi Covid-19, pelaku usaha dapat melakukan ekspor secara ritel atau langsung ke konsumen. Salah satu caranya dengan menggunakan platform digital Indomatjar. Pelaku usaha yang belum pernah ekspor pun diharapkan dapat segera memanfaatkan layanan tersebut,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi melalui siaran pers, Senin (8/11/2021).

Platform digital Indomatjar bergerak di bidang jasa sumber daya dan pasar daring untuk memasarkan kebutuhan masyarakat Arab Saudi dan diaspora Indonesia di Arab Saudi. Sementara itu, Goorita menyediakan layanan pengiriman dan pengelolaan toko di lokapasar bagi UMKM Indonesia.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag Marolop Nainggolan mengatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman kali ini merupakan bagian dari transaksi Trade Expo Indonesia Digital Edition (TEI-DE) 2021.

“Kami harap Indomatjar mampu menghubungkan dengan baik para pelaku usaha di Indonesia dengan para pelaku usaha di Arab Saudi, baik untuk business-to-business maupun business-to-consumer,” kata Marolop.

Marolop mengatakan pemerintah Arab Saudi telah menggulirkan kebijakan menaikkan batasan personal effect atau barang untuk konsumsi pribadi yang tidak dikenakan pajak menjadi 3.000 Riyal, atau setara Rp11,4 juta. Negara tersebut juga mulai membuka pintu masuk bagi jemaah umrah asal Indonesia.

“Hal ini merupakan salah satu peluang yang dapat segera dimanfaatkan pelaku usaha Indonesia dalam meningkatkan ekspor ke pasar Arab Saudi,” tambahnya.

Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono menyebutkan, besarnya potensi pasar Arab Saudi untuk eksportir Indonesia. Selain jemaah umrah, pasar Arab Saudi cukup menerima produk Indonesia.

“Tantangan seperti kurasi dan ongkos kirim, kami optimistis akan dapat diatasi pada masa mendatang. Pelaku UKM diharapkan dapat segera memanfaatkan platform Indomatjar untuk menembus pasar Arab Saudi,” kata Eko.

CEO Indomatjar Hadi Lee mengajak pelaku UKM untuk bergabung dengan Indomatjar dalam rangka menggaet konsumen di Arab Saudi.

“Pelaku UKM tidak dipungut biaya untuk keanggotaan dalam Indomatjar. Hal ini dilakukan dalam rangka mengajak pelaku UKM bergabung dalam ekosistem pengembangan ekspor nasional.”

Sementara itu, CEO Goorita Yuwono Wicaksono mengatakan bahwa setidaknya ada 2 ton produk UKM yang sudah masuk ke pasar Arab Saudi per bulannya. Volume itu disebutnya naik 30 persen per bulan secara organik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper