Bisnis.com, DUBAI – Kementerian Perindustrian mengungkapkan produsen gula terbesar di Dubai dan terbesar kelima di dunia, yaitu Al Khaleej Sugar Co membutuhkan setidaknya lahan seluas 100.00 hektare dalam investasi etanol sebesar US$2 miliar di Indonesia.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengungkapkan, Al Khaleej Sugar Co siap untuk memasok etanol sebanyak 750.000 ton per tahun sebagai bahan bakar alternatif di Indonesia.
“Dengan produksi sebesar 750.000 ton per tahun itu setidaknya butuh lahan seluas 100.000 hektare. Skala ekonomi yang diinginkan sebesar itu. Mereka [Al Khaleej Sugar] sangat tertarik, tetapi ini baru penjajakan atau minat awal,” ungkapnya di sela-sela World Expo 2020 Dubai, Rabu (3/11/2021) malam.
Adapun, lahan yang dapat dimanfaatkan untuk menampung keinginan produsen gula terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) itu, menurutnya, ada di Sulawesi.
“Lahan potensial saat ini ada di Sulawesi bagian utara, seperti Manado dan perbatasannya. Kami sudah undang Al Khaleej Sugar ke Indonesia untuk melihat lahannya langsung. Kita kan juga punya pabrik gula Bombana di Gorontalo,” tambahnya.
Putu menjelaskan, di dalam negeri memang sudah ada beberapa perusahaan lokal yang memproduksi etanol, tetapi produksinya masih sangat kecil.
Baca Juga
Pada tahap awal ini, Al Khaleej Sugar Co memang belum berencana untuk menggandeng perusahaan lokal dalam pengembangan etanol di Tanah Air.
“Al Khaleej masih ingin independen dulu. Nanti setelah penjajakan berlanjut, semestinya siapa pun masih akan terbuka kemungkinan untuk bekerja sama,” tambahnya.
Sebagai catatan, pada 22 Oktober tahun lalu Presiden Joko Widodo sempat meresmikan pabrik gula berkapasitas terbesar di Indonesia yang berada di Bombana, Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan siaran pers dari Istana kala itu, Jokowi mengapresiasi pembangunan pabrik gula yang dioperasikan oleh PT Alam Gemilang. Presiden memuji karena pengusaha tersebut berani membuka usaha di tempat yang terbilang terpencil.
“Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini [Bombana]. Ini yang harus kita apresiasi dan hargai,” ujarnya dalam siaran pers kala itu.
Catatan Bisnis, pemilik pabrik gula itu bernama lengkap PT Prima Alam Gemilang. Perusahaan itu adalah anak usaha PT Jhonlin Batu Mandiri (Jhonlin Group).
Adapun Jhonlin Group dimiliki oleh Andi Syamsuddin Arsyad. Pengusaha kaya asal Bone, Sulawesi Selatan, itu biasa disapa dengan sapaan Haji Isam. Dia justru terkenal sebagai penambang batu bara di Batulicin, Kalimantan Selatan.
PT Jhonlin Group adalah induk dari usahanya. Perusahaan tersebut memiliki beberapa lini bisnis dan unit usaha di berbagai bidang, seperti pertambangan batu bara, jasa pelabuhan, bongkar-muat di laut lepas, dan bisnis infrastruktur.