Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk menyatakan masih terdapat sejumlah tantangan dalam meningkatkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri. Faktor pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama rendahnya pengembangan gas bumi.
Kepala Divisi Pengawasan Proyek dan Manajemen Keuangan PGN Heru Indriatno mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara global, termasuk Indonesia yang mengalami angka negatif menghambat pertumbuhan permintaan gas bumi. Dia menuturkan bahwa pengembangan gas bumi sangat bergantung dengan faktor permintaan.
Selain itu, selama masa pandemi Covid-19, banyak calon pelanggan PGN yang batal berlangganan akibat turunya permintaan pasar atau tingkat produksi yang rendah. Kondisi itu banyak terjadi untuk calon pelanggan di sektor komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, dan laundry.
Faktor lainnya, kata Heru, adanya larangan berpergian antar negara menyebabkan sulitnya mengakses barang yangn ditubuhkan.
"Biaya meningkat, izin pemasangan utilitas terhambat," katanya dalam webinar yang digelar pada Senin (1/11/2021).
Adapun, sampai dengan kuartal III/2021, kinerja volume niaga gas sebesar 873 BBtud dan naik jika dibandingkan volume niaga gas kuartal III/2020 sebesar 812 BBtud. Untuk volume transmisi pada kuartal III/2021 adalah sebesar 1.238 MMSCFD.
Selain itu, PGN mencetak volume upstream sebesar 6,46 MMBOE, Regasification sebesar 88 BBtud, LPG processing sebesar 101 TPD, dan oil transport sebesar 9.301 BOEPD.
PGN tercatat meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor dan sampai kuartal III/2021 telah melayani lebih dari 600.000 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.760 km.