Bisnis.com, JAKARTA - Para petinggi negara anggota G20 sepakat untuk mengurangi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius.
Mengutip dari cuitan akun resmi kantor berita internasional @AFP atau Agence France-Presse Para pemimpin G20 telah mencapai kesepakatan untuk membatasi pemanasan global.
"Para pemimpin G20 telah mencapai kesepakatan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat di atas tingkat pra-industri, tiga sumber yang dekat dengan negosiasi KTT mengatakan kepada AFP pada hari Minggu," dikutip dari cuitan @AFP, Minggu (31/10/2021).
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tersebut dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terutama untuk sesi mengenai ekonomi dan kesehatan global dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Sabtu (30/10/2021).
Presiden Joko Widodo mengatakan bantuan negara maju menjadi game changer untuk realisasi target pengurangan emisi karbon yang dinilai kurang ambisius.
"Bisa target kita maju, tetapi dengan bantuan teknologi dan investasi dari internasional. Penyediaan pendanaan iklim internasional dari mitra negara maju itu merupakan game changer dalam aksi mitigasi, dalam aksi adaptasi perubahan iklim terutama di negara berkembang," ungkap Presiden dalam wawancara dengan BBC yang diunggah melalui Youtube pada Jumat (29/10/2021).
Baca Juga
Jokowi mengatakan Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengurangi emisi karbon di mana deforestasi dapat ditekan hingga titik terendah dalam 20 tahun ini.
Indonesia juga merehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis selama 10 tahun antara 2010-2020 dan menargetkan rehabilitasi hutan mangrove hingga 600.000 hektare sampai 2024.
"Menurut saya, paling baik negara maju memberikan bantuan kepada negara-negara yang memiliki hutan yang luas yang memerlukan rehabilitasi, restorasi dengan cepat. Yang paling penting bisa memberikan pembiayaan iklim yang memadai, berkelanjutan, dan dapat diakses oleh semua negara berkembang," terangnya.
Sementara itu, Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk merehabilitasi hutan-hutan penting yang rusak karena digunakan untuk produksi kelapa sawit. Kebarakan hutan di Indonesia, lanjutnya, juga telah berkurang 82 persen dibandingkan dengan sebelumnya.
Seperti diketahui, Jokowi akan berpartisipasi dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP-26 tentang perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, pada 1 - 2 November 2021.
Indonesia memiliki peran yang cukup strategis dalam perubahan iklim dunia seiring dengan statusnya sebagai produsen batu bara dan kelapa sawit terbesar.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebutkan, agenda padat menanti orang nomor satu di Indonesia tersebut dalam kunjungannya ke Roma, Italia, Sabtu (30/10/2021).
“Presiden Republik Indonesia sudah akan melakukan kegiatan yang sangat padat, antara lain menghadiri sesi mengenai global economy and global health,” ujarnya, Jumat (29/10/2021), sekitar pukul 20.00 WIB waktu setempat.
Selain itu, Retno melanjutkan mantan walikota Solo tersebut juga akan menghadiri side event mengenai dukungan usaha kecil dan menengah dan bisnis milik perempuan dan secara khusus diminta untuk menjadi pembicara.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa undangan ini menunjukkan pengakuan dunia terhadap kebijakan keberpihakan pemerintah Indonesia kepada UMKM dan peran perempuan dalam bisnis UMKM.
“Kemudian Bapak Presiden juga akan menghadiri acara budaya dan jamuan makan malam yang akan dituanrumahi oleh Perdana Menteri Italia,” katanya.
Selain menghadiri KTT G20, Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral paling tidak dengan enam pemimpin, antara lain dari Australia, Perancis, India, Turki, Italia, dan Bank Dunia.
Menlu menjelaskan, agenda bilateral masih sangat dinamis dan bisa berubah menyesuaikan jadwal para pemimpin.
“Kemungkinan masih akan terjadi beberapa perubahan di pertemuan bilateral karena masih ada beberapa permintaan dan kita sekarang sedang terus mencoba untuk mencocokkan jadwal, baik jadwal Bapak Presiden maupun jadwal pemimpin lainnya,” tandasnya.