Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mulai Diairi November 2021, Bendungan Randugunting Siap Aliri Lahan Kering

Bendungan Randugunting memiliki luas genangan 187,19 hektare dengan kapasitas tampung 14,42 juta m3 untuk mengairi lahan pertanian di Kabupaten Blora dan Rembang.
Pembangunan Bendungan Randugunting yang berada di Desa Kalinanana Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah./istimewa
Pembangunan Bendungan Randugunting yang berada di Desa Kalinanana Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan tahap akhir pembangunan Bendungan Randugunting yang berada di Desa Kalinanana Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Kementerian PUPR meyakini penyelesaian konstruksi pembangunan bendungan ini akan mendukung peningkatan irigasi premium, yakni irigasi yang mendapatkan air bersumber dari bendungan untuk mengairi areal pertanian di wilayah kering Kabupaten Blora dan Rembang. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan Bendungan Randugunting merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) di bidang Sumber Saya Air dalam mendukung ketersediaan air dan ketahanan pangan di Provinsi Jawa Tengah. 

"Kunci dari pertanian adalah ketersediaan air. Kita ingin tingkatkan produktivitasnya dengan ketersediaan air yang berkelanjutan dari bendungan," ujarnya dalam siaran pers, Minggu (24/10/2021). 

Kepala Satuan Kerja (Satker) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara mengatakan pembangunan bendungan Randugunting diperlukan untuk menjaga ketersediaan air di daerah Blora yang terkenal memiliki intensitas hujan rendah. 

Bendungan ini dibangun untuk menangkap air Daerah Aliran Sungai (DAS) Randugunting di Wilayah Sungai (WS) Jratunseluna selanjutnya dikendalikan agar dapat dimanfaatkan pada saat dibutuhkan, khususnya mengairi lahan irigasi pada musim kemarau. 

"Rata-rata curah hujan di sini berkisar antara 2.000-3.000 mm per tahun, berbeda dengan Bogor yang memiliki curah hujan sekitar 5.000 mm per tahun. Jadi fungsi utama bendungan ini memang untuk menjaga ketersediaan air irigasi, khususnya di daerah-daerah kering di Blora dan Rembang," katanya. 

Bendungan Randugunting memiliki luas genangan 187,19 hektare dengan kapasitas tampung 14,42 juta m3 untuk mengairi lahan pertanian di Kabupaten Blora dan Rembang melalui Daerah Irigasi (DI) Kedungsapen seluas 630 hektare dengan pola tanam padi-padi-palawija. 

Bendungan multifungsi ini juga dimanfaatkan untuk pengendalian banjir saat musim hujan dengan menahan laju air Sungai Banyuasin sebesar 81,42 m3 per detik. 

Konstruksi Bendungan Randugunting didesain dengan tipe zonal inti tegak dengan tinggi 31 meter, panjang puncak 363,3 meter, dan lebar 10 meter. Progres pembangunan bendungan yang telah dibangun sejak tahun 2018 ini hingga 21 Oktober 2021 sudah mencapai 85,7 persen dengan masa kontrak berakhir November 2022.

"Meskipun sesuai kontrak masih sampai November 2022, kami terus mempercepat penyelesaian, sehingga ditargetkan pada November 2021 ketika konstruksi sudah di atas 95 persen siap impounding. Diharapkan nanti Maret 2022 tinggi permukaan air sudah memenuhi kapasitas bendungan," ucap Gusti. 

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi menambahkan bendungan Randugunting yang berjarak sekitar 148 km dari Kota Semarang juga diproyeksikan untuk mendukung penyediaan air baku di Kabupaten Blora sebesar 100 liter per detik dan Pati 50 liter per detik serta pengembangan pariwisata air dan agrowisata di Kabupaten Blora. 

Pelaksana pembangunan Bendungan Randugunting dikerjakan oleh PT Wijaya Karya - PT Andesmont Sakti (KSO) dengan biaya APBN 2018-2022 senilai Rp858 miliar.

Pekerjaan fisik bendungan saat ini masih menyisakan bangunan pengelak (98,4 persen), hidromekanikal (13,3 persen), jalan inspeksi (95 persen), bendungan utama (87,2 persen), akses masuk bendungan (92,8 persen), bangunan pelimpah (95,6 persen), dan pekerjaan relokasi untuk Kalinanas-Todanan yang sudah mencapai 96,1 persen. Untuk bangunan pengambil sendiri sudah selesai 100 persen.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Randugunting Wahyu Apri Yoga menuturkan dalam proses pembangunan Bendungan Randugunting juga dilaksanakan dengan memberdayakan masyarakat sekitar untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak membutuhkan alat berat, misalnya menyusun batu urugan dan pembangunan fasilitas. 

"Kami menggunakan skema Padat Karya Tunai [PKT] yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan. Skema ini bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran dampak dari pandemi Covid-19," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper