Bisnis.com, JAKARTA – Investasi real estat di subsektor perkantoran, hunian, dan logistik di Jepang pada kuartal III/2021 masih tetap stabil di tengah hantaman badai pandemi Covid-19.
Bahkan, kondisi tersebut tidak berubah ketika Tokyo masuk dalam kategori darurat, karena infeksi Covid-19 menjelang Olimpiade pada Juli 2021 lalu.
Head of Japan Capital Markets and Investment Services Hideki Ota mengatakan, harga REIT di Jepang saat ini telah pulih dan mirip dengan kondisi sebelum terjadinya Covid-19. Bahkan, kepercayaan untuk kembali membeli properti kian meningkat.
Di pasar perkantoran, terdapat beberapa transaksi yang melibatkan properti utama Salah satu transaksi terbesar pada kuartal ini, adalah Nippon Building Fund membeli gedung pencakar langit, Iidabashi Grand Bloom, dan menjual beberapa properti lama.
“Ada penawaran untuk gedung SK Seorin, Menara Twin Tree, Menara FastFive, dan Gedung H Square,” ujarnya dalam laporan Asia Pacific Market Snapshot Colliers, Sabtu (23/10/2021).
Pada saat yang sama, minat investor di pasar perkantoran Pangyo juga telah meningkat sejak pencabutan pembatasan periode penjualan kembali 10 tahun di Pangyo Technovalley.
“Pangyo H Square ditempati oleh Kakao, diakuisisi oleh KOREIT dari Pangyo SD-2 PFV. Selain itu, Gedung Alpharium yang ditempati oleh NCSoft telah menerima minat yang cukup besar dan kemungkinan akan ditransaksikan dengan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan,” tuturnya.
Dengan 60 persen populasi Jepang telah divaksinasi penuh pada akhirnya September 2021, Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk mulai melonggarkan pembatasan wilayah.
Hal itu membuat munculnya harap untuk pemulihan di sektor ritel dan perhotelan yang terdampak buruk dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara itu, sektor perkantoran mengalami perampingan luas karena perusahaan beradaptasi untuk pekerjaan hybrid.
Pekerjaan hybrid merupakan pekerjaan yang mengombinasikan konsep kerja dari rumah dengan kerja dari kantor.
Namun, kekhawatiran terpuruknya pasar perkantoran secara bertahap hilang. Hal itu karena sebagian besar penyewa belum melakukan perubahan dramatis ke model kerja hybrid. Terlebih, investor besar tetap berminat menyewa kantor-kantor utama di pusat Kota Tokyo.