Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Pandemi, Paramount Land Pede Kinerja Akhir Tahun Lampaui Target

Higga 31 Agustus 2021, marketing sales yang diperoleh Paramount telah mencapai 100 persen target yang dicanangkan pada tahun ini senilai Rp2,6 triliun.
Paramount Land/Ilustrasi
Paramount Land/Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang properti Paramount Land mencatatkan kinerja penjualan yang moncer di tengah masih terjadinya pandemi Covid-19. 
 
Direktur Marketing & Sales Paramount Land M. Nawawi mengatakan hingga 31 Agustus 2021, marketing sales yang diperoleh Paramount telah mencapai 100 persen target yang dicanangkan pada tahun ini senilai Rp2,6 triliun. 
 
Dia meyakini raihan marketing sales hingga akhir tahun ini bisa lebih tinggi 20 persen dibandingkan target 2021. Pasalnya, per 15 Oktober 2021, capaian marketing sales Paramount Land sudah lebih tinggi 20 persen dibandingkan realisasi pada 2020. 
 
"Jadi, hingga akhir tahun nanti perolehan marketing sales lebih tinggi 20 persen dari target 2021. Jadi, dari September hingga Desember ini, marketing salesnya bonus saja karena sudah capai target di 31 Agustus kemarin," ujarnya dalam media gathering, Jumat (15/10/2021). 
 
Menurutnya, ketercapaian target ini dikarenakan adanya tren pemulihan ekonomi dan sejumlah insentif dari pemerintah yang diberikan kepada sektor properti. 
 
Pada awal Oktober, Paramount berhasil menjual sekitar 2.900 unit rumah dan ruko selama 17 bulan terjadinya pandemi Covid-19. Produk properti ini dibeli oleh konsumen yang sebagian besar tak terdampak oleh pandemi yakni dengan daya beli menengah hingga menengah ke atas. 
 
Sejak awal September 2021, lanjutnya, ada penambahan produk yang terjual sebanyak 200 unit dari Agustus yang total sebanyak 2.700 unit. 
 
Dia menilai kondisi pandemi saat ini dimana yang berkegiatan di rumah membuat konsumen yang memiliki uang kembali membeli rumah untuk kebutuhan berkegiatan di rumah maupun untuk berinvestasi. Pasalnya, selama ini uang banyak mengendap di perbankan sehingga perbankan dan pengembang berupaya agar uang tersebut dapat dibelanjakan dan diinvestasikan di sektor properti. 
 
"Masih banyak uang yang dimiliki konsumen. Namun, mereka tidak berani dalam mengeluarkan uang untuk membeli properti sehingga perlu trigger. Uang tidak berkurang tetapi keberanian yang berkurang," tutur Nawawi. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper