Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Melonjak, Penjualan Alat Berat Terangkat

Peningkatan penjualan terbesar pada Januari-Agustus 2021 terjadi pada alat berat di sektor pertambangan yang mencapai 206 persen menjadi 3.062 unit.
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA – Industri alat berat menunjukkan tren kenaikan penjualan pada kuartal III/2021. Data Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) menunjukkan hingga Agustus 2021, penjualan alat berat di seluruh sektor mencapai 8.821 unit.

Angka ini meningkat 99 persen dari penjualan pada Januari-Agustus 2020, yaitu sebanyak 4.440 unit.

"Kabar menggembirakan ini didukung oleh membaiknya situasi pandemi Covid-19 serta meningkatnya harga komoditas," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (16/10/2021).

Industri alat berat dikategorikan berdasarkan empat sektor penggunanya, yaitu sektor agro, kehutanan, konstruksi, serta pertambangan. Peningkatan penjualan terbesar pada Januari-Agustus 2021 terjadi pada alat berat di sektor pertambangan yang mencapai 206 persen menjadi 3.062 unit, dari 1.001 unit di periode yang sama 2020.

Ini didorong oleh situasi harga batu bara dan nikel yang masih tinggi, serta perkiraan meningkatnya jumlah smelter nikel yang beroperasi.

Sementara itu, untuk alat berat di sektor kehutanan meningkat 84 persen menjadi 1.487 unit, sektor konstruksi naik 64 persen menjadi 3.449 unit, dan sektor agro sebesar 54,7 persen menjadi 823 unit.

Adapun produksi alat berat hingga akhir 2021 diperkirakan mencapai 6.000 unit, atau meningkat 75 persen dibandingkan 2020 sebesar 3.427 unit.

"Sedangkan untuk 2022, kami mendapat proyeksi dari Perkumpulan Industri Alat Berat Indonesia, peningkatan produksi akan mencapai 30 persen dari 2021, atau mendekati tren 2018 yang melebihi angka 8.000 unit,” jelas Agus.

Dilihat dari sektor pengguna, proyeksi pertumbuhan alat berat untuk sektor agro akan dipengaruhi oleh harga minyak nabati (CPO) yang masih akan tinggi. Di sektor konstruksi, permintaan alat berat akan tetap tinggi dengan menurunnya Covid-19 dan berjalannya kemabali proyek-proyek pembangunan.

Sebaliknya di sektor pertambangan, kebutuhan alat berat tetap besar karena mengikuti harga komoditas yang masih tinggi.

Sektor industri alat berat termasuk dalam prioritas peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN). Untuk meningkatkan permintaan terhadap produk alat berat produksi dalam negeri, Kemenperin juga memberlakukan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) gratis.

"Dengan sertifikasi TKDN, produk alat berat produksi dalam negeri mendapatkan preferensi dalam proyek-proyek pengadaan pemerintah, BUMN, maupun swasta,” ujarnya.

Selanjutnya, peningkatan produksi alat berat juga berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan bahan baku, seperti plat baja maupun produk-produk komponen. Kemenperin terus mendukung substitusi impor bahan baku dan bahan penolong agar mencapai 35 persen pada 2022, termasuk bagi sektor tersebut.

"Kami juga melakukan penguatan terhadap industri kecil dan menengah (IKM) untuk dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri alat berat serta mengurangi biaya produksi bagi industri di sektor ini. Antara lain dengan pengembangan kompetensi teknis SDM, penguatan kualitas produk, serta pendampingan sertifikasi,” jelas Agus.

Tantangan yang saat ini masih dihadapi dalam produksi alat berat adalah penyesuaian terhadap kondisi pandemi Covid-19 yang masih dialami hingga sekarang. Hal ini berpengaruh pada kebutuhan sektor tersebut terhadap strategi pemasaran yang baru, misalnya dengan memanfaatkan teknologi digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper