Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Sebut Ada 3 Potensi Ekonomi Digital di Indonesia

Terdapat tiga poin penting di mana Indonesia memiliki potensi ekonomi digital. Berikut uraiannya:
Karyawan menjawab telepon di Call Center Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menjawab telepon di Call Center Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan inovasi dalam satu ekosistem keuangan digital secara terintegrasi guna mengakselerasi transformasi digital di sektor keuangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, OJK berfokus pada dua hal strategis untuk memberikan layanan dan produk kepada masyarakat dengan cepat, murah, dan kompetitif.

“[OJK] memberikan kemudahan dan memperluas akses masyarakat yang unbankable dan para pelaku UMKM untuk dapat menikmati produk dan layanan keuangan digital,” kata Wimboh dalam acara OJK Virtual Innovation Day, Senin (11/10/2021).

Dalam acara virtual tersebut, setidaknya terdapat tiga poin penting di mana Indonesia memiliki potensi ekonomi digital. Berikut uraiannya:

1. Indonesia Bisa Menjadi Raksasa Digital dan Ekonomi Terbesar Dunia ke-7

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah China dan India.

Tak hanya itu, Indonesia juga berpotensi menjadi ekonomi terbesar dunia ke-7 di tahun 2030.

Menurut Jokowi, perekonomian berbasis digital di Indonesia terus berkembang, mulai dari sektor perbankan, asuransi, hingga financial technology (fintech).

“Jika kita kawal secara cepat dan tepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah China dan India dan bisa membawa kita menjadi ekonomi terbesar dunia ke-7 di 2030,” kata Presiden Jokowi dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10/2021).

2. 7 Unicorn dan 2 Decacorn Indonesia Rambah pasar Asean

OJK menyampaikan hingga saat ini sudah terdapat 2.100 start-up di Indonesia, yang di antaranya terdapat 7 unicorn dan 2 decacorn yang telah merambah ke pasar ASEAN.

“Start-up ini angkanya luar biasa, perkembangan juga luar biasa mempermudah kehidupan kita, mempermudah masyarakat untuk akses dengan cepat dan murah,” ucap Wimboh.

Wimboh menuturkan inovasi tersebut tidak terlepas dari implementasi kebijakan akomodatif dan antisipatif melalui penerapan prinsip light touch and safe harbor sesuai arahan Presiden Jokowi.

3. Tumbuhnya berbagai start-up di sektor-sektor prioritas

Selain itu, adanya kemudahan komunikasi, perubahan preferensi, dan perilaku masyarakat ke arah digital yang mendorong tumbuhnya start-up di sektor prioritas, seperti sektor keuangan (fintech), kesehatan (healthtech), pertanian (agritech), dan pendidikan (edutech).

Wimboh mengatakan sektor-sektor ini memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam berproduksi. Sementara untuk masyarakat Indonesia bisa memperoleh produk dan layanan secara digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper