Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan bahwa pabrik peleburan PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kapasitas desain 1,7 juta ton konsentrat per tahun.
Smelter dengan nilai investasi mencapai Rp42 triliun itu dibangun di atas lahan seluas 100 hektare di KEK Gresik. Saat ini, pembangunan smelter tersebut telah mencapai 8 persen.
“Ini adalah single line terbesar di dunia dan produksinya 600.000 copper. Nilai copper sekarang lagi supercycle US$9.400 per ton. Jadi investasi yang Rp42 triliun atau US$3,5 miliar, revenue dari copper saja US$5,4 miliar,” katanya saat groundbreaking smelter Freeport Indonesia di Jawa Timur, Selasa (12/10/2021).
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyatakan bahwa pembangunan smelter di dalam negeri akan memperkuat hilirisasi industri. Pemerintah, kata dia, akan mendukung penuh agar iklim investasi berjalan dengan baik.
“Saya berharap kehadiran PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik akan menjadi daya tarik bagi industri lain, khususnya industri turunan tembaga untuk ikut berinvestasi,” katanya.
Adapun, konsentrat tembaga yang dipasok ke smelter itu akan berasal dari tambang bawah tanah terbesar di dunia yang dikelola Freeport Indonesia. Selain itu, 98 persen karyawan yang akan diterima di smelter itu nantinya berasal dari dalam negeri.
Baca Juga
Peresmian tersebut menandai dimulainya tahap konstruksi smelter. Sebelumnya, pembangunan telah dimulai, termasuk Front-End Engineering Design, reklamasi dan penguatan lahan, serta rekayasa detail sejak akhir 2018.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan bahwa proyek tersebut merupakan kewajiban perusahaan yang diatur dalam izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
“Yang menjadi bagian tak terpisahkan dari izin keberlanjutan operasi Freeport Indonesia hingga 2041,” katanya dalam keterangan resmi.
Dia menambahkan, Freeport Indonesia terus melakukan penyesuaian dan memastikan pembangunan tetap berjalan dengan mengedepankan kesehatan, serta keselamatan seluruh tenaga kerja dan masyarakat di sekitar area kerja.
Dalam proses pembangunannya, Freeport Indonesia menggandeng PT Chiyoda International Indonesia untuk melakukan pekerjaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) di tahap konstruksi.
Tahap itu juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi setidaknya 40.000 orang. Perusahaan mengaku akan mendorong kontraktor memaksimalkan perekrutan masyarakat lokal untuk mengisi bidang-bidang pekerjaan tertentu.
Selain itu, Tony menilai bahwa industri hilir tembaga dan turunannya di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga produk katoda tembaga dapat semakin banyak diserap di dalam negeri.
Freeport Indonesia sebagai anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID akan melakukan aktivitas menambang, memproses bijih, serta menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak.
“Kami berterima kasih atas perhatian penuh dari Presiden dan para menteri pada acara peresmian ini. Kami juga mengharapkan dukungan untuk kemudahan perizinan dan insentif fiskal, sehingga membantu nilai keekonomian proyek smelter ini,” tuturnya.