Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menyatakan kesiapannya untuk mengangkut jemaah dari Indonesia seiring dengan restu yang diberikan oleh otoritas Arab Saudi dalam membuka pintu umrah.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan persiapan dari sisi jumlah pesawat dan kapasitas sudah lama dilakukan oleh perseroan sejak sebelum pandemi padatahun lalu. Menurutnya, persiapan dan simulasi lanjutan juga telah dilakukan kembali pada tahun ini.
Apalagi, lanjutnya, Pemerintah Arab Saudi memang sudah beberapa kali mengindikasikan untuk memprioritaskan jemaah dari Indonesia saat pintu umrah dibuka. Hal itu lantaran populasi masyarakat Indonesia yang paling besar dibandingkan dengan negara lainnya. Dengan demikian, Irfan pun menilai saat ini perseroan tinggal menantikan terbitnya aturan detailnya untuk segera mengeksekusinya.
“Kami sudah lama mempersiapkan diri dari lama [umrah]. Yang kami tunggu aturan detail dan lanjutannya untuk bisa membawa jemaah. Jadi kami tunggu saja aturan detailnya,” katanya, Minggu (10/10/2021).
Emiten berkode saham GIAA menjelaskan pembukaan kembali pintu umrah diharapkan memberikan sentimen positif bagi maskapai. Apalagi, setelah izin melaksanakan ibadah haji dari jemaah Indonesia ditangguhkan pada tahun ini.
"Tapi yang menjadi pertanyaan terbesar kita adalah apakah betul umrah akan buka pada Oktober ini langsung dari Indonesia ini. Kita tahu, begitu umrah buka swing daripada pendapatan kami akan cukup jauh, karena antrian untuk umrah ini sudah sangat tinggi," katanya.
Baca Juga
Adapun, Pemerintah Arab Saudi telah resmi mengizinkan jemaah Indonesia yang ingin melaksanakan ibadah umrah. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya, Sabtu (9/10/2021).
Retno menyampaikan, pembukaan pintu umrah tersebut telah melalui pembahasan yang cukup lama pada level Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan, serta mempertimbangkan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia yang semakin baik.
"Pemerintah kerajaan Arab Saudi melalui nota diplomatik Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta pada 8 Oktober 2021 telah menyampaikan hal-hal sebagai berikut, Kedutaan telah menerima informasi dari pihak berkompeten di Kerajaan Saudi Arabia perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umrah bagi jemaah umrah Indonesia," katanya.
Retno mengatakan, komite khusus di Kerajaan Saudi Arabia saat ini sedang bekerja guna meminimalisir segala hambatan yang menghalangi kemungkinan jemaah di Indonesia tidak dapat melakukan ibadah umrah.
“Di dalam nota diplomatik tersebut juga disebutkan kedua pihak dalam tahap akhir pembahasan mengenai pertukaran link teknis dengan Indonesia yang menjelaskan informasi para pengunjung berkaitan dengan vaksin dan akan memfasilitasi proses masuknya jemaah,” jelasnya.
Di samping itu, nota diplomatik tersebut juga menyebutkan bahwa pemerintah Arab Saudi tengah mempertimbangkan untuk menetapkan masa periode karantina selama 5 hari bagi para jamaah umrah yang tidak memenuhi standar kesehatan yang dipersyaratkan.
“Tentunya kabar baik ini akan kita tindak lanjuti dengan pembahasan secara lebih detail mengenai teknis pelaksanaannya,” tutur retno.
Dia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan, serta otoritas terkait di Kerajaan Saudi Arabia mengenai pelaksanaan kebijakan terbaru ini.