Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tantangan Bisnis Kelapa Sawit menurut Airlangga

Industri kelapa sawit memberikan kontribusi terbesar dalam ekspor non minyak dan gas (migas), yakni menyumbang sekitar 15,6 persen dari total ekspor. Komoditas itu menjadi primadona sektor industri ekspor.
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA — Produk-produk dari kelapa sawit menjadi komoditas penopang ekspor non migas Indonesia. Namun, bisnis itu menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari penentangan pasar Eropa hingga isu deforestasi di dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa industri kelapa sawit memberikan kontribusi terbesar dalam ekspor non minyak dan gas (migas), yakni menyumbang sekitar 15,6 persen dari total ekspor. Komoditas itu menjadi primadona sektor industri ekspor.

Industri kelapa sawit menghadapi sejumlah tantangan yang menjadi perhatian Airlangga. Salah satunya adalah kebijakan Eropa terhadap minyak sawit yang membawa dinamika dalam perdagangan komoditas itu, sehingga memengaruhi Indonesia sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia.

"Tantangan yang dihadapi minyak sawit Indonesia dalam kompetisi perdagangan minyak nabati dunia saat ini semakin kompleks. Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia [Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO] diharapkan dapat menjadi hal yang bisa diterima secara global," ujar Airlangga pada Selasa (5/10/2021) melalui keterangan resmi.

Selain itu, terdapat tantangan dalam pola-pola kemitraan indistri. Menurut Airlangga, perlu terdapat pengembangan kemitraan agar petani kebun mendapatkan fasilitas untuk meningkatkan produktivitas, bisa mendapatkan pembiayaan, dan nantinya akan memperkuat supply chain.

Airlangga mengharapkan asosiasi petani kelapa sawit dan asosiasi pengusaha kelapa sawit dapat duduk bersama dengan pemerintah untuk mencari titik temu dalam menjawab tantangan pola kemitraan perkebunan kelapa sawit, sehingga tercipta iklim usaha yang sehat.

“Saya yakin, ASPEKPIR-Indonesia mampu berperan secara nyata bersama pemerintah serta stakeholder untuk membangun industri ini agar kuat, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” tutup Airlangga.

Isu lingkungan menjadi salah satu sorotan dari jalannya industri kelapa sawit. Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs), terdapat sejumlah aspek yang harus dipenuhi industri kelapa sawit dalam mencapai target yang telah disepakati secara global.

Beberapa poin itu di antaranya sebagai sumber energi bersih dan terbarukan yang mendukung ketahanan energi nasional, penyediaan bahan makanan, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, serta pengurangan ketimpangan sosial dan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper