Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Turun karena Pandemi, Indeks Harga Properti Kembali Naik

Menggeliatnya perekonomian nasional membuat indeks harga properti mengalami kenaikan pada kuartal II/2021, setelah mengalami penurunan pada dua kuartal sebelumnya.
Perumahan bersubsidi / Kementerian PUPR
Perumahan bersubsidi / Kementerian PUPR

Bisnis.com, JAKARTA – Menggeliatnya perekonomian nasional membuat indeks harga properti mengalami kenaikan pada kuartal II/2021, setelah mengalami penurunan pada dua kuartal sebelumnya.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan bahwa indeks harga properti sempat turun di kuartal IV/2020 dan kuartal I/2021, sebelum akhirnya Kembali naik di kuartal II/2021 pada level 112,8.

“Dengan indeks harga naik, kami melihat bahwa optimisme pasar sudah mulai bangkit,” ujarnya dalam sebuah webinar, Selasa (5/10/2021).

Secara tahunan, indeks harga rumah juga tercatat naik sebesar 1,97 persen. Indeks harga properti pada kuartal II/2020 tercatat sebesar 110,6, dan naik di kuartal III/2020 menjadi 111,2. Pada kuartal IV/2020 sempat turun menjadi 110,7, dan kembali turun tipis ke level 110,3 di kuartal I/2021.

Dia berharap, indeks harga properti tidak kembali turun di kuartal III/2021 karena penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.

“Kenaikan indeks harga hunian ini menandakan bahwa optimisme pasar mulai pulih kembali. Keinginan masyarakat untuk membeli hunian kembali meningkat,” katanya.

Marine menambahkan, minat terhadap listing properti di tahun ini juga mengalami peningkatan, meskipun sempat terjadi pembatasan.

“Hampir semua aktivitas dilakukan dari rumah, sehingga traffic di Rumah.com meningkat. Ini menunjukan ada peningkatan minat terhadap listing properti,” ucapnya.

Temuan utama dari Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 adalah semakin banyaknya responden yang mengandalkan portal properti untuk mendapatkan informasi tentang properti.

Dia menilai, peningkatan minat pencarian properti tersebut dipengaruhi adanya kebijakan pemerintah yang memberikan diskon Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 0 persen.

“Dukungan tersebut sangat luar biasa dan terbukti kembali menaikkan minat masyarakat untuk membeli properti,” ujarnya.

Meski didukung oleh beragam kebijakan pemerintah, saat ini pengembang masih menghadapi tingginya suku bunga yang menjadi tantangan tersendiri.

Marine menyampaikan, sebanyak 60 persen responden menganggap suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) saat ini berada pada level yang tinggi.

“Masih tingginya tingkat suku bunga KPR juga mengakibatkan tingginya besaran angsuran KPR yang harus dibayar tiap bulan, sehingga menjadi hambatan yang dihadapi ketika mengambil KPR. Hal ini dinyatakan oleh sekitar sepertiga responden, atau 34 persen responden,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper