Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) pertama di Sulawesi Tengah untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KBLBB di Indonesia.
Pembangunan SPKLU pertama untuk Sulawesi Tengah itu dilakukan di Kantor PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palu.
Syamsul Huda, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN, mengatakan bahwa SPKLU pertama di Sulawesi Tengah itu diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik, dan terciptanya electrifying lifestyle di tengah masyarakat.
“Hadirnya SPKLU ini dapat membuka peluang pasar baru bagi masyarakat dan pengusaha penyedia kendaraan listrik, serta mendukung terwujudnya electrifying lifestyle yang hemat energi dan ramah lingkungan,” ujar Syamsul Huda melalui keterangan resmi, dikutip Rabu (29/9/2021).
Syamsul menuturkan, PLN berencana membangun 67 SPKLU di seluruh wilayah Indonesia sepanjang tahun ini. Hingga kini, perusahaan telah mengelola 46 SPKLU yang ada di 33 lokasi berbeda.
Menurutnya, kehadiran SPKLU akan memudahkan pemilik kendaraan listrik untuk mengisi daya saat melakukan perjalanan jauh.
Baca Juga
Saat melakukan pengisian daya, pengguna kendaraan listrik hanya perlu mengakses Charge.IN yang telah tersedia di aplikasi PLN Mobile.
Dengan Charge.IN pengguna kendaraan listrik dapat mengontrol, serta memonitor pengisian baterai mobil atau sepeda motor listrik di SPKLU.
Untuk pengisian daya harian kendaraan listrik di rumah, PLN juga tengah memberikan insentif. Pemilik home charging yang terkoneksi dengan jaringan PLN dan Charge.IN akan diberikan diskon tarif daya sebesar 30 persen pada pukul 22.00 hingga 05.00 untuk pengisian KBLBB roda empat.
Selain itu, ada insentif biaya penyambungan spesial untuk tambah daya senilai Rp150.000 untuk tambah daya sampai dengan 11.000 VA, dan Rp450.000 untuk tambah daya sampai dengan 16.500 VA.
PLN optimistis pengguna kendaraan listrik akan terus bertambah. Pada 2020, penjualan mobil listrik naik 46 persen, dan berbanding terbalik dengan mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen.
Hal tersebut ditambah dengan hasil riset yang menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik berada di atas rata-rata keinginan warga negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor dengan 31.859 unit SPKLU.
Jumlah kendaraan listrik itu diharapkan bisa menekan impor bahan bakar minyak (BBM) sekitar 6 juta kilo liter pada tahun tersebut.