Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menetapkan lima sektor industri di Indonesia yang diprioritaskan untuk menerapkan ekonomi sirkular.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto menjabarkan lima sektor tersebut terdiri dari sektor makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, ritel yang berfokus pada kemasan plastik, dan elektronik.
"Sektor-sektor ini diperkirakan berkontribusi hingga 33 persen dari PDB Indonesia, dan memperkerjakan lebih dari 43 juta orang di 2019," kata Arifin pada sambutannya dalam webinar, Selasa (28/9/2021).
Adapun, pemberlakuan ekonomi sirkular merupakan bagian dari pembangunan rendah karbon dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Yaitu pembangunan rendah karbon atau program Prioritas Nasional ke-6 yaitu "Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim".
Selain itu, penerapan ekonomi sirkular pada lima sektor tersebut diperkirakan bisa meningkatkan PDB Indonesia Rp593 triliun hingga Rp638 triliun.
"Mampu menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru, dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 126 juta ton CO2 ekuivalen pada tahun 2030," tambah Arifin.
Baca Juga
Arifin mengatakan penetapan prioritas ekonomi sirkular pada 5 sekotr industri berdasarkan laporan "The Economic, Social, and Enviromental Benefits of a Circular Economy in Indonesia", yang diluncurkan pada Januari 2021 lalu oleh Bappenas, pemerintah Kerajaan Denmark, dan United Nations Development Programme (UNDP).
Dia juga mengatakan pemerintah sedang menyusun rencana aksi ekonomi sirkular sebagai fase kedua Peta Jalan Ekonomi Sirkular Indonesia. Rencana aksi yang tengah disusun merupakan tindak lanjut dari hasil studi pemerintah tahun lalu.