Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berencana untuk memperluas pintu tourism bubble dengan sejumlah negara mitra seiring pelandaian kurva pandemi di Tanah Air.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan pemerintah tengah membuka kerja sama tourism bubble dengan sembilan negara yang telah berhasil menekan laju sebaran Covid-19 belakangan ini.
“Kita akan buka dan dorong untuk tourism bubble karena basisnya memang untuk bisnis traveller tidak akan sulit untuk kita kembangkan juga,” kata Mahendra saat Rakornas Parekraf Tahun 2021 secara daring, Senin (27/9/2021).
Pemerintah, menurut Mahendra, tengah menjajaki peluang kerja sama untuk pengembangan tourism bubble dengan Belanda, Hongaria, Australia, Singapura, China, Korea Selatan, Malaysia, Hongkong dan Arab Saudi.
“Ke depan yang kita lihat potensial ada beberapa negara yang sudah kita jajaki sejak awal untuk pengembangan tourism bubble dan koridor khusus tadi,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan perolehan devisa dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai di angka US$0,47 miliar sampai US$1,7 miliar pada tahun depan. Target itu seiring dengan rencana pemerintah untuk membuka kembali sejumlah destinasi pariwisata unggulan pada akhir tahun ini.
Baca Juga
“Ini matriksnya sudah disepakati dengan DPR yaitu kontribusi PDB pariwisata 4,3 persen, pada 2022 total nilai devisa US$0,47 miliar sampai dengan US$1,7 miliar,” kata Sandi saat memberi keterangan pers, Senin (27/9/2021).
Sandi mengatakan kementeriannya bakal berfokus untuk mengoptimalkan lama kunjungan dan jumlah konsumsi pelancong saat berwisata di dalam negeri. Dengan demikian, dia mengatakan, terdapat sejumlah segmentasi pelancong yang bakal ditargetkan di tengah rencana pemulihan kembali sektor pariwisata di Tanah Air.
“Dengan batas bawah US$0,47 miliar sampai US$1,7 miliar bisa tercapai tahun depan,” ujarnya.
Di sisi lain, menurut dia, target itu juga relatif dapat terlaksana lantaran Indonesia menjadi tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang dimulai pada 1 Desember 2020 hingga 30 November 2022.
“Akan ada aktivitas seputar G20 baik aktivitas itu di pertemuan-pertemuan inti atau acara sampingan, itu akan kita perbanyak,” tuturnya.