Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan mobil yang meningkat seiring kebijakan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) belum sepenuhnya diikuti dengan kesiapan suplai komponen otomotif.
Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Wan Fauzi mengatakan produksi sempat turun di awal pemberlakuan diskon PPnBM karena stok material yang susah didapat. Selain itu juga terjadi kenaikan harga material yang mencapai 40–50 persen. Padahal, material berkontribusi sebesar 80 persen pada harga jual komponen.
Dia pun meminta pemerintah untuk mengintervensi ketersediaan bahan dan stabilitas harga jika ingin produksi komponen dapat memenuhi permintaan.
"Boleh saja PPnBM diperpanjang, tetapi kalau bahan bakunya masalah, ya [akan berdampak ke produksi]. Harusnya pemerintah mengawal juga [harga dan ketersediaan] material," katanya kepada Bisnis, Kamis (23/9/2021).
Dia mengatakan harga material saat ini dibandingkan dengan periode April-Mei 2021 sudah lebih stabil meski masih dinilai tinggi oleh industri kecil menengah (IKM).
Masalah lain, ada pelanggan yang enggan membayar lebih tinggi, meskipun harga material naik. Mengatasi masalah tersebut, beberapa produsen komponen meminta pelanggan menyediakan material secara mandiri untuk diproduksi.
"Mungkin kalau materialnya lancar, harga bagus, akan ada kenaikan [produksi], tapi kalau itu tidak bisa, kami repot juga, terganggu cash-flow-nya," ujarnya.
Selain itu, Fauzi juga berharap pemerintah segera kembali melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat agar daya beli tumbuh. Sebelumnya dia mengatakan diskon PPnBM telah mengerek permintaan komponen otomotif sebesar 10 persen.
Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari–Agustus 2021, produksi kendaraan roda empat dan lebih mencapai 702.359 unit atau naik 65,8 persen secara tahunan (yoy). Apabila dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19 atau 2019, kinerja pabrikan telah mencapai 84,5 persen.
Pertumbuhan produksi mobil penumpang dan niaga tersebut, ditunjang oleh pasar domestik dan ekspor. Pada periode yang sama, penjualan mobil di dalam negeri naik 45 persen yoy, sedangkan ekspor naik 37,7 persen yoy.