Bisnis.com, JAKARTA - Transformasi digital yang dilakukan oleh sektor logistik dinilai bisa menjadi katalis untuk bisa bertahan hingga melakukan ekspansi selama pandemi Covid-19.
Peluang bisnis perusahaan jasa kirim kian terjaga seiring dengan maraknya aktivitas belanja daring masyarakat setahun ini. Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce Indonesia pada kuartal I/2021 sebesar Rp88 triliun atau meningkat 52 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 yang hanya Rp57,89 triliun.
Sejumlah pemain di sektor logistik kini beramai-ramai melakukan ekspansi bisnis. Sebut saja KAI Logistik, PT Blue Bird Tbk. (BIRD), PT Pos Indonesia, dan DayTrans, anak usaha PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk.
Menurut Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto saat ini pertumbuhan atau perkembangan bisnis logistik memang tengah dipicu oleh pertumbuhan dunia digital atau teknologi informasi, terutama di masa pandemi. Hal itu ditandai dengan semakin banyaknya kemunculan marketplace di bidang logistik dan transportasi yang mencoba mengambil pasar di bidang logistik Indonesia.
"Secara pemetaan akhirnya sekarang pertumbuhan itu ditopang oleh dua sektor yaitu pertumbuhan dari sisi market yang berbasis teknologi informasi dalam hal ini market place dan kedua adalah logistik yang memang didorong oleh kegiatan fisikal di dalam kegiatan logistik itu sendiri," ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (19/9/2021).
Lebih lanjut dia menyebut, untuk tahun ini pendorong terbesar pertumbuhan bisnis logistik adalah dari industri otomotif karena adanya diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor hingga akhir 2021 yang bahkan mencapai 100 persen untuk mobil penumpang dengan kapasitas mesin sampai 1.500 cc.
Selain itu, tambahnya, juga disumbang oleh sektor bangunan yang dipicu oleh stimulus pajak pembelian rumah yang ditanggung pemerintah atau PPN-DTP hingga 100 persen untuk unit di bawah Rp2 miliar.
"Hal itu mendorong pembangunan rumah dan permintaan rumah yang sangat besar multiplayer effect-nya adalah dunia logistik bangunan, distribusi semen dan lainnya meningkat," terang Sugi.
Bukan itu saja, dia mengungkapkan bahwa pertumbuhan signifikan juga terjadi di sektor penyediaan obat dan alat kesehatan atau farmasi. Sebagaimana diketahui, masyarakat kini dituntut dapat hidup berdampingan dengan Covid-19 sehingga penyediaan masker, vitamin, hand sanitizer dan lainnya menjadi sebuah keharusan.
Ilustrasi jasa kurir./Dok. Istimewa
"Kalau farmasi ini peningkatannya cukup signifikan karena kebutuhan obat dan alat kesehatan masih tinggi. Sekarang kita tidak bisa kemana-mana kalau tidak pakai masker. Dulu kan tidak seperti itu. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu kegiatan logistik yang real terlihat di depan mata kita," imbuhnya.
Kendati begitu, Sugi mengaku belum bisa memproyeksikan seberapa besar pertumbuhan bisnis logistik mengingat beberapa sektor khususnya yang bergerak di bidang ritel justru mengalami penurunan selama pandemi, seperti salah satu gerai supermarket terbesar yang tutup baru-baru ini, dan emiten ritel lain yang harus melakukan upaya pemangkasan target pertumbuhan.
"Jadi beberapa sektor tumbuh tapi saya belum bisa gambarkan berapa persen pertumbuhannya karena sektor logistik juga cukup terpukul oleh penurunan di sektor ritel ini," jelasnya.
Baru-baru ini, sejumlah pelaku bisnis melakukan inovasi baru dalam meningkatkan layanan logistiknya. DayTrans, anak usaha PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk. meluncurkan layanan baru yaitu pengiriman paket ke seluruh destinasi di Indonesia.
Marketing Communication WEHA Yohanes Julianto mengatakan penambahan layanan ini sangat penting dalam strategi pengembangan bisnis DayTrans ke depannya karena dapat menguatkan brand image di mata customer bahwa DayTrans juga merupakan sebuah perusahaan logistik yang dapat mengirim paket ke seluruh Indonesia.
Sebelumnya, DayTrans hanya melayani pengiriman ke destinasi seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Salatiga, Jepara, Yogyakarta, Solo dan Surabaya.
Sementara itu KAI Logistik, anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga fokus pada transformasi digital di antaranya pemanfaatan platform digital untuk kemudahan pemesanan layanan trucking KAI Logistik serta penerapan Internet of Things pada layanan kurir dengan implementasi teknologi RFID sehingga memberikan kemudahan tracking secara real time serta penghimpunan data dan informasi yang tepat dan akurat.
Pada layanan kurir, KAI Logistik juga telah melakukan beberapa pendekatan yaitu menghadirkan KALOG+, serta penjajakan dengan berbagai pihak untuk kolaborasi kapasitas dan kapabilitas sehingga memperkuat layanan yang ditawarkan.
Selain itu, PT Blue Bird Tbk. (Bluebird) yang dikenal sebagai layanan transportasi darat kini memperluas jangkauan layanan logistiknya yang dapat dinikmati di 16 kota layanan Bluebird Group.
Chief Strategic Officer PT Blue Bird Tbk. Paul Soegianto mengatakan layanan Bluebird Kirim miliknya menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam hal kecepatan layanan logistik dalam kota melalui fasilitas angkutan muat hingga 750 liter atau 200 Kilogram dalam satu kali perjalanan.
Terbaru, PT Pos Indonesia juga mulai melakukan terobosan menyiasati persaingan bisnis yang sangat ketat. Pasalnya, sektor logistik adalah salah satu bisnis yang tumbuh hingga 30 persen secara nasional akibat pandemi Covid-19 sehingga perusahaan turut menikmati dampaknya.
Pos Indonesia baru-baru ini menjalin kerja sama dengan aplikasi penyedia transportasi online Nusantara Ojek (Nujek) untuk memperkuat sekaligus memperbesar layanannya. Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero) Siti Choiriana mengatakan kerja sama ini akan memperkuat bisnis kiriman antara kedua perusahaan dan pengembangan UMKM binaan Nahdlatul Ulama.
Pihaknya bahkan optimistis dapat meraup pendapatan yang lebih tinggi sejalan dengan langkah digitalisasi yang telah dilakukan. Hingga paruh pertama tahun ini, perseroan mencatatkan kinerja positif sejalan dengan transformasi bisnis besar-besaran yang tengah dilakukan.