Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan sejumlah perubahan kebijakan dari sisi transportasi dalam rangka menyesuaikan dan mengantisipasi perkembangan pandemi Covid-19.
"Kita paham sekarang pandemi. Oleh karena itu perlu adanya perubahan kebijakan untuk merespons bagaimana Jakarta ke depan dari sisi transportasi untuk mengantisipasi perkembangan Covid-19," ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rudy Saptari dalam Bincang-bincang Santai Koalisi Teman Sejati yang digelar virtual, Senin (20/9/2021).
Adapun dia memerinci, sejumlah perubahan yang dimaksud antara lain, mengubah orientasi dari car oriented development (COD) menjadi transit oriented development (TOD). Kemudian pengenalan rencana kota berbasis performance, reformasi pengguna jalan untuk prioritas pejalan kaki, dan mendorong Jakarta menjadi kota kolaborasi 4.0.
Sebenarnya dia mengaku sejak 2017 hingga sekarang, pihaknya berupaya mengubah paradigma yang tadinya COD menjadi TOD dengan melakukan pembangunan yang berorientasi wilayah dan juga mengoptimalkan kepadatan kota dengan pembangunan yang tadinya horizontal menjadi vertikal, serta mewujudkan integrasi transportasi.
"Upaya yang telah dilakukan di sektor transportasi adalah kita melakukan reformasi terhadap penggunaan jalan dimana kita mengutamakan pejalan kaki. Di sektor angkutan umum kita menerapkan skema integrasi Jaklingko," sebutnya.
Lebih lanjut Rudy menjelaskan, prototipe yang sudah dilakukan adalah pembangunan TOD untuk koridor Lebak Bulus dan Dukuh Atas, implementasi LEZ di Kota Tua, penyediaan fasilitas sepeda, optimalisasi ruang terbuka hijau multifungsi, dan menjadikan kampung aquarium sebagai kampung modern.
Baca Juga
Sementara dari sisi pelayanan publik, sambungnya, juga perlu ditingkatkan terkait kemudahan perijinan dan memperluas jaringan internet gratis melalui Jakwifi.
"Untuk prioritas penanganan transportasi di DKI Jakarta kami mengutamakan pejalan kaki, kedua masyarakat yang menggunakan kendaraan ramah lingkungan, angkutan umum, dan kendaraan pribadi yang sifatnya disinsentif," tambah Rudy.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi juga mengaku sedang berkoalisi dengan beberapa pakar transportasi dan asosiasi untuk melaksanakan perubahan menyangkut masalah model bisnis transportasi darat yang sekarang ini mulai terdisrupsi.
"Saya melihat ke depan transportasi yang harus kita dorong dan bangun betul adalah transportasi yang berbasis angkutan umum/massal dan green transportasi. Contohnya penggunaan sepeda, sepeda listrik, dan pejalan kaki," imbuhnya.